Papua No.1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Pemerintah Papua Nugini telah mengajukan anggaran tahunan negara terbesar yang pernah diajukan, mencapai AS$ 6,1 miliar.
Dengan pemasukan negara itu diperkirakan akan naik hingga AS$ 4,5 miliar, menyisakan defisit AS$1,6 miliar, yang menurut pemerintah merupakan 5,4% dari PDB-nya.
Bendahara PNG Ian Ling-Stuckey telah memprediksikan perkembangan ekonomi pada tahun anggaran mendatang, pemasukan ini diharapkan akan datang dari bangkitnya kembali sektor sumber daya migas dan mineral, setelah tambang Porgera kembali dibuka dan tambang Ok Tedi meningkatkan efisiensinya.
Sektor kesehatan dan pendidikan diajukan sebagai dua investasi utama pemerintah, pembelanjaan untuk sektor kesehatan naik 46 % sementara anggaran pendidikan naik 34%.
Sektor kesehatan akan menerima lebih dari AS$700 juta, atau 11,2% dari total alokasi anggaran tahunan.
Ketika mengumumkan rancangan anggaran ini, Perdana Menteri negara itu, James Marape, menegaskan bahwa “ini mungkin pertama kalinya dalam 46 tahun terakhir sejak kita menjadi negara, sektor kesehatan menerima alokasi anggaran terbesar.”
Sekitar 40% dari anggaran kesehatan akan digunakan untuk membantu mengatasi persoalan-persoalan lama dalam sistem pelayanan kesehatan yang terungkap akibat pandemi.
Pemerintah juga akan berusaha untuk mengintegrasikan sejumlah layanan kesehatan yang dijalankan oleh gereja ke dalam sistem kesehatan negara.
“Kesehatan adalah hal yang paling penting, kita tidak bisa berkompromi dengan kehidupan dan penghidupan masyarakat kita,” tegas Marape.
Sejak pandemi hingga saat ini, sistem pelayanan kesehatan PNG telah bersusah payah untuk mengatasi gelombang ketiga pandemi Covid-19 disana akibat lonjakan jumlah kasus yang perlu rawat inap dan jumlah kematian karena varian Delta.
Infrastruktur juga jadi prioritas
Pembangunan penting lainnya adalah infrastruktur, yaitu jalan raya. Pemerintah pusat di Waigani telah mengalokasikan dana lebih dari AS$5,5 miliar, selama 20 tahun ke depan, untuk membuka sebuah ruas jalan yang membentang di sepanjang daratan di PNG.
RUU yang dinamai Connect PNG memungkinkan konstruksi jalan untuk dilakukan selama 20 tahun ke depan.
Marape menekankan bahwa dengan RUU tersebut, dipastikan 5,6% dari pendapatan pemerintah setiap tahun akan dialokasikan untuk membiayai Program Pengembangan Infrastruktur Jalan atau Connect PNG. Ia menambahkan jika selesai, ini berarti akan ada 16.200 kilometer jalan yang dibangun. (RNZ Pacific)
Editor: Kristianto Galuwo