Papua No.1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Kepala daerah di Papua, merupakan salah satu pihak yang berperan penting menyukseskan pelaksanaan vaksinasi korona di provinsi paling timur di Indonesia itu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aaron Rumainum mengatakan, capaian vaksinasi di Papua kini 84 persen, dari total 150 ribu dosis vaksin yang untuk Papua.
Menurutnya, kebutuhan vaksin di beberapa daerah di Papua cukup tinggi. Daerah itu, di antaranya Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika, dan Merauke.
Sementara di wilayah pegunungan, salah satu daerah yang kini membutuhkan vaksin cukup banyak adalah Kabupaten Puncak.
“Puncak ini di satu satunya kabupaten di pegungan tengah yang rakus vaksin, 1.600 dosis sudah habis di Puncak. Dia bersaing dengan Jayawijaya,” kata Aaron Rumainum dalam webinar secara daring, Jumat petang (9/4/2021).
Werbinar yang diselengarakan Aliansi Jurnalis Independen Indonesia itu dengan tema “Melawan Infodemik Covid-19” “Menangkal Mis-Disinformasi vaksinasi di Papua.”
Ia berpendapat, meningkatnya kebutuhan vaksin korona di Puncak tidak terlepas dari dukungan kepala daerah.
Pemerintah Kabupaten Puncak bahkan menyelenggarakan pelatihan dan sosialisasi sendiri. Setelah itu mengundang Dinas Kesehatan Provinsi Papua ke sana memaparkan dan menyosialisasikan kepada warga, pentingnya vaksinasi.
“Bupati Puncak ini turun langsung. Efek dari hari itu, 120 orang divaksin. Itupun karena dibatasi. Kalau seandainya tidak dibatasi akan lebih banyak yang divaksin. [Ini capain positif] untuk satu acara launching di tingkat kabupaten,” ujarnya.
Katanya, meski dengan kondisi geografis yang sulit, akses internet tidak maksimal, tidak memiliki rumah sakit dan kondisi pusat layanan kesehatan seadanya, namun Pemkab Puncak berupaya menyukseskan vaksinasi korona di wilayahnya. Belakang ini cakupan vaksinasi di sana mencapai ribu.
“Berani kasi habis ribuan vaksin dari Ilaga bergeser ke Sinak dan sebagainya. Minta maaf kelompok berseberang di sana, juga tuntut mereka harus divaksin. Itu saya tidak mengerti ini pasti pengaruh bupati,” ucapnya.
Aaron Rumainum mengatakan, jika pemimpin daerah mau turun tangan, dan menyiapkan anggaran takkan ada kesulitan dalam pelaksanaan vaksinasi.
“Saya pikir tergantung pemimpin daerah dan dinas kesehatannya, bagaimana melibatkan kelompok lain. Kalau semua kepala daerah sadar vaksinasi, kita mau cari vaksin di mana karena sekarang saja kita kekurangan vaksin,” katanya.
Praktisi media di Papua, Victor C Mambor mengatakan media juga mesti berperan menyukseskan pelaksanaan vaksinasi di Papua, dengan memberikan informasi yang benar kepada warga akan pentingnya vaksinasi dari sumber berkompeten.
Katanya, informasi yang benar dapat menangkal disinformasi dan misinformasi vaksin, yang selama ini beredar di kalangan masyarakat.
“Kita mesti lebih aktif menyampaikan informasi itu. Bagaimanya menyampaikan infomasi yang berimbang termasuk mendapat informasi dari akar rumput,” kata Mambor.
Menurutnya, penting untuk wartawan di Papua memiliki pengalaman cukup atau menguasai isu, dan diskusi rutin dengan para tenaga kesehatan untuk mengetahui informasi benar mengenai korona dan vaksinnya.
“Misalnya di Puncak itu kita baru tahu kalau ada banyak warga di sana mau divaksin. Mungkin selama ini orang hanya kenal Puncak karena kekerasan. Memang kita mesti aktif bertukar informasi dengan pihak terkait. Berdiskusi dan lainnya. Saya pikir ini penting,” ujarnya.
Ia juga berharap, pihak terkait dapat melibatkan media ketika melaksanakan vaksinasi di wilayah pedalaman. Dengan begitu media dapat menyampaikan informasi kepada publik.
“Kita tidak bisa berharap banyak pada wartawan di luar Papua,” ucapnya. (*)
Editor: Edho Sinaga