Papua No. 1 News Portal | Jubi
Wamena, Jubi - Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) siap salurkan bantuan tahap II kepada pengungsi Nduga. Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat, memastikan setelah bantuan tahap pertama senilai Rp 2 Miliar disalurkan, kini bantuan tahap II siap disalurkan.
Dia mengatakan, bantuan tahap I sudah disalurkan pada Januari 2019 dalam bentuk logistik atau makanan dan beras GBP sebanyak 50 ton.
Ada pun untuk tahap II, bantuan yang diberikan berupa paket perlengkapan sekolah, bermain anak, belajar anak, olahraga maupun perlengkapan kelompok rentan seperti Lansia dan kebutuhan khusus yang sudah disiapkan. Sedangkan tahap III dalam bentuk beras regular maupun makanan tambahan dan paket logistik.
“Untuk keseluruhan, bantuan tahap II dan III posisinya sudah ada di gudang logistik Dinas Sosial Nduga di Wamena,” katanya, saat melakukan rapat koordinasi di Makodim Jayawijaya, terkait pengungsi Nduga bersama Dandim 1702/Jayawijaya, Kapolres, Pemerintah Kabupaten Nduga, Pemerintah Jayawijaya, Dinas Sosial Provinsi Papua, Senin (29/7/2019).
Meski begitu, kata Harry, total bantuan tahap I hingga tahap III untuk Nduga yang mencapai Rp 3.686.577.985 itu bukan tanpa hambatan. Tantangan cukup berat dihadapi pihaknya, agar bantuan tahap II dan III agar bagaimana bantuan itu sampai ke rumah-rumah dimana pengungsi itu berada .
Bantuan tahap II sedikit terhambat akibat keterbatasan transportasi. Pasalnya, ketika bantuan gunakan sumber daya dari TNI ada suatu resistensi, atau penolakan sehingga memperlambat bantuan sampai ke tangan masyarakat.
”Tetapi kita akan coba tetap salurkan dan akan bincang dengan tokoh masyarakat bagaimana bantuan itu bisa sampai, butuh pengertian satu sama lain agar aksi kemanusiaan ini bisa jalan dan optimal,” katanya.
Ia juga meyakinkan dengan adanya pengalaman TNI dan Polri dalam pendistribusian bantuan, dapat mempermudah pelayanan Dinas Sosial provinsi maupun kabupaten.
”Kami harap penyaluran bisa segera dilakukan. Sehingga perlu ada tim terpadu, jika ada penolakan ini yang akan kita coba komunikasikan kembali dengan ajak dialog,” katanya.
Dalam pertemuan itu, disepakati juga soal pendistribusian bantuan yang berada di gudang logistik Nduga di Wamena, sebagai gudang transit sebelum sampai di lokasi tujuan.
”Kementerian sosial siap untuk menerima usulan lain yang sangat diperlukan, walaupun pemenuhannya tidak mesti oleh kementerian sosial, bisa juga berkoordinasi dengan kementerian lain,” katanya.
39.651 jiwa mengungsi
Di tempat yang sama, Sekda Nduga, Namia Gwijangge menyatakan sejak konflik Desember 2018, jumlah pengungsi Nduga mencapai 39.651 jiwa dari total 11 distrik yang terkena dampak konflik . Ini tersebar di beberapa kabupaten seperti Jayawijaya, Lanny Jaya bahkan hingga Mimika.
”Ada juga yang masih di hutan-hutan di wilayah Nduga. Dari 39 ribu jiwa itu, saya sudah perintahkan kepala distrik, kepala kampung, dinas sosial untuk ambil data itu tetapi sampai sekarang data validnya belum ada per kabupaten, kami akan usahakan lengkapi datanya,” kata Gwijangge.
Bahkan katanya, kini ada tujuh distrik yang masih kosong tanpa penghuni. Warga lebih memilih bertahan di hutan, atau bergeser ke distrik terdekat di Nduga.
”Kami sudah berusaha minta masyarakat untuk kembali ke distrik masing-masing, namun masyarakat bilang kalau pemerintah paksa apalagi OPM dan aparat TNI-Polri masih ada dan belum berdamai, kami tidak akan kembali ke kampung,” ujarnya. (*)
Editor: Syam Terrajana