Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Jumlah kumulatif kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah menempati urutan tertinggi secara nasional. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), per Jumat (13/8/2021) kemarin, total kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Tengah mencapai 24.697 jiwa. Jumlah ini lebih tinggi dari Jawa Timur sebanyak 24.619 kasus.
Sedangkan, Provinsi DKI Jakarta yang sebelumnya sempat mengalami lonjakan kasus positif Covid-19 berada di urutan ketiga dengan total kasus kematian sebesar 13.004 jiwa.
Baca juga : Wasapada, lonjakan kematian Covid-19 di luar Jawa diprediksi terjadi bulan depan
Kematian COVID-19 meningkat, Papua wajib terapkan PPKM Mikro
Kematian akibat Covid-19 varian Delta masuk Papua dikhawatirkan melonjak, ini penjelasan ahli
Sejak 10 Juli sampai 9 Agustus lalu Jawa Tengah tercatat menjadi penyumbang kasus kematian harian tertinggi yakni sebanyak 17 kali. Dalam periode yang sama, Jawa Timur 14 kali menempati urutan pertama dalam penambahan kasus kematian akibat Covid-19.
Pada Jumat kemarin, Jawa Tengah berada di urutan pertama sebagai daerah dengan kasus kematian terbanyak sebanyak 464 kasus, disusul Jawa Timur dengan jumlah 262 kasus. Sedangkan jumlah kasus kematian harian di DKI Jakarta terpantau kembali meningkat, dari 42 kasus kematian pada Kamis, menjadi 68 kasus kematian.
Kepala Dinkes Jawa Tengah Yulianto Prabowo menyebut hasil analisis yang dilakukan diketahui mayoritas warga yang meninggal merupakan pra-lansia dan lansia, serta mereka yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.
“Prevalensi kematian Covid-19 di Jateng masih terus ditekan. Adapun profil kematian covid di Jateng itu 90 persen umur 40 tahun ke atas. Kemudian, 82 persen komorbid, dan mayoritas varian delta,” kata Yulianto.
Kehadiran varian virus B1617.2 atau biasa disebut delta juga disebut menjadi kontributor utama dalam beberapa waktu terakhir. Yulianto mengatakan, varian delta tersebut berdampak sangat signifikan terhadap tingkat kematian di Jateng karena memiliki tingkat penularan yang masif dan agresif. Varian ini juga diketahui dapat memperparah gejala dan berpotensi besar menyebabkan kematian pada warga terpapar Covid-19. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol