Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Presiden Donald Trump mengakui angka kematian akibat virus corona di Amerika Serikat yang saat ini sudah mencapai 200.641 jiwa sebagai hal memalukan. “Saya pikir itu memalukan,” kata Trump kepada media, Selasa (22/9/2020).
Trump juga tercatat mengabaikan pertanyaan Nikki Carvajal dari CNN tentang pesannya kepada rakyat AS terkait lonjakan kematian. Ia mengalihkan pembicaraan dengan memberi tanggapan standar tentang pandemi.
Baca juga : AS tak gabung program vaksinasi Covid-19 dengan WHO
Virus Covid-19 di AS jangkiti 4,1 jiwa warga
Kampanye terbuka Trump dinilai memicu lonjakan penularan corona
Trump menyalahkan China dan mengatakan jumlah kematian bisa jauh lebih buruk seandainya dia tidak segera mengambil tindakan. “Saya pikir jika kami tidak melakukannya dengan benar, Anda akan melihat 2,5 juta kematian. Jika Anda melihat alternatifnya, Anda bisa melihat 2,5 juta kematian atau sekitar itu. Anda bisa melihat jumlah yang jauh lebih banyak,” kata Trump menambahkan.
Ia merujuk dalam pidatonya yang menyebut China seharusnya menghentikannya di perbatasan mereka. “Mereka seharusnya tidak pernah membiarkan (virus) ini menyebar ke seluruh dunia dan itu adalah hal yang mengerikan,” katanya.
Menurut penghitungan Johns Hopkins University, sebanyak 200.182 orang di AS telah meninggal dan 6,86 juta orang dipastikan terinfeksi virus corona. AS memiliki angka kematian tertinggi di dunia selama beberapa bulan terakhir. Secara keseluruhan, AS mengumbang empat persen dari total populasi dunia dan 20 persen kematian akibat Covid-19.
Para kritikus mengatakan statistik tersebut mengungkap kegagalan pemerintahan Trump untuk memenuhi ujian beratnya menjelang pemilihan umum.
“Karena kebohongan dan ketidakmampuan Donald Trump dalam empat bulan terakhir, (kami) telah melihat salah satu kerugian terbesar dalam kehidupan Amerika dalam sejarah,” ujar calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, sehari sebelumnya, Senin (21/9/2020).
Ketua DPR Nancu Pelosi juga menyalahkan lonjakan korban karena adanya disinformasi dan kelalaian Trump, termasuk tindakannya menutup-nutupi sifat bencana dari virus itu. Sebaliknya, dalam Sidang Umum PBB Trump justru mengklaim sudah mengendalikan wabah dan bertaruh pada persetujuan penggunaan vaksin corona.
“Kami akan mendistribusikan vaksin, kami akan mengalahkan virus, dan kami akan memasuki era baru kemakmuran, kerja sama, dan perdamaian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Trump dalam pesan yang direkam kepada Majelis Umum PBB. (*)
CNN Indonesia
Editor : Edi Faisol