Selain menyediakan layanan pengiriman paket secara cepat, sepeda juga membawa misi sebagai pekerjaan yang ramah lingkungan.
Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Kemacetan DKI Jakarta mendorong munculnya jasa logistik kurir sepeda untuk pelayanan ke konsumen. Selain menyediakan layanan pengiriman paket secara cepat, sepeda juga membawa misi sebagai pekerjaan yang ramah lingkungan.
“Kami memiliki misi meningkatkan layanan bisnis jasa logistik dan kurir yang ramah lingkungan,” kata Pendiri dan COO Westbike Messenger Service (WMS), Hendi Rachmat, Rabu, (17/7/2019).
WMS boleh dikatakan sebagai pelopor profesi kurir sepeda di Jakarta. Bisnis ini pun semakin meluas hingga berkembang di 27 kota di Indonesia, tercatat ada sekitar 200 kurir di bawah asosiasi kurir sepeda Indonesia atau Indonesia Bike Messenger Association (IBMA).
“Awal mula terbentuk WMS tahun 2013 sebagai komunitas penggiat sepeda fixed gear atau Fixie,” kata Hendi menambahkan.
Baca juga : Damin berkeliling Indonesia dengan sepeda
Razia humanis sepekan, 1.950 pesepeda motor di Sentani langgar aturan
Makin banyak pengguna, jasa cuci sepeda motor dulang rejeki
Menurut Hendi, obsesi menghidupkan kembali jasa logistik kurir sepeda itu karena terinspirasi tukang pos di Indonesia yang pertama kali mempopulerkan pengiriman dengan layanan sepeda pada era 50 an.
Sedangkan saat ini kondisi Ibu Kota Jakarta sangat cocok untuk berkembangnya bisnis kurir sepeda. Kemacetan yang semakin hari semakin parah dan polusi udara yang kian memburuk. Kondisi ini menumbuhkan minat dan kesadaran masyarakat Ibu Kota untuk menggunakan jasa kurir sepeda.
Tercatat para pengguna jasa kurir sepeda ini berasal dari berbagai kalangan mulai karyawan perkantoran dan pelaku usaha UMKM. Cara kerja kurir mengambil pesanan paket dari pelanggan, lalu mengirimkannya sesuai alamat dengan menggunakan sepeda.
Kebanyakan para kurir beraktivitas di kawasan sentra bisnis, perkantoran DKI Jakarta dan sentra UMKM. Terdata dua jenis layanan yakni paket VIP sehari sampai dengan biaya Rp 50 ribu dan paket VVIP dua jam sampai dengan tarif Rp 100 ribu.
“Kurir sepeda juga menjadi alternatif pekerjaan baru bagi para lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan selain menjadi pengendara ojek online yang jumlahnya kian menjamur,” katanya.
Seorang kurir sepeda yang baru memulai profesi ini awal bulan lalu, Akmal, menyatakan sengaja menjalani profesi pengangkutan layanan pengiriman setelah berhenti dari pekerjaan lamanya sebagai manajer toko restoran cepat saji di wilayah Jakarta.
Ia memilih profesi kurir sepeda diawali karena hobi bersepeda yang sudah dilakoni sejak masa SMA. “Awalnya dari hobi, selain itu juga ingin mengurangi polusi terutama di wilayah saya tinggal Jakarta Barat,” kata Akmal. (*)
Editor : Edi Faisol