Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
USIA bengkel motor itu baru seumur jagung. Letaknya di pinggir jalan, tepatnya di Mangga Dua, Kelurahan Maro, Distrik Merauke.
Sejumlah peralatan seperti kompresor maupun kunci-kunci masih terlihat baru. Karena bengkel dimaksud baru dibuka pertengahan Agustus 2018.
Rupanya bengkel tersebut dirintis enam orang anak Marind-Papua. Mereka termotivasi setelah salah seorang rekannya mengikuti pelatihan selama kurang lebih sebulan tentang cara membongkar pasang motor. Lalu diberikan modal usaha.
Meskipun modal yang sangat minim didapatkan, namun karena tekad serta semangat dimiliki, sehingga bengkel dibuka. Sejumlah peralatan dibeli, walau masih sangat terbatas.
Namun demikian, prinsip sejumlah anak muda itu, bengkel dibuka dan jalan dulu. Berbagai kekurangan, nanti dilengkapi dari belakang setelah mendapatkan bantuan tambahan modal lagi.
Abrahan Cabui, salah seorang pekerja di bengkel itu, kepada Jubi, Kamis 20 Desember 2018, mengatakan awalnya sejumlah anak muda di Mangga Dua, mempunyai keinginan membuka usaha.
“Nah, begitu ada salah seorang rekan kami mengikuti pelatihan dan mendapatkan bantuan modal, ia mengajak kami bagaimana untuk membuka bengkel,” katanya.
Lalu, jelas Cabui, sejumlah anak muda merespons dan menyatakan siap bekerja.
“Kami diberikan latihan selama dua minggu lagi tentang cara membongkar pasang motor rusak,” ujarnya.
Setelah melihat ada niat serta semangat bekerja, akhirnya bengkel dibuka.
“Kebetulan saya juga pernah sekolah di SMK jurusan mesin. Sedikit banyak mengetahui serta memahami cara memperbaiki motor yang rusak,” tuturnya.
Dikatakan, usia bengkel baru berjalan kurang lebih lima bulan.
“Terus terang, kami baru melangkah. Sehingga belum banyak orang datang membawa motornya ke sini untuk diperbaiki,” katanya.
Tetapi, lanjut dia, ada beberapa sudah diperbaiki setelah mengalami kerusakan parah. Selain motor, juga sepeda rusak dapat diperbaiki.
Untuk jam buka, biasa dari pukul 08.00-21.00 WIT.
“Kami tak putus asa, meskipun masih sepi, lantaran baru dirintis,” ungkapnya.
Dijelaskan, sebelum bengkel dibuka, tak ada aktivitas dilakukan. Hanya duduk nongkrong bersama teman-teman lain.
“Ya, begitu adanya bengkel, kami mempunyai kesibukan. Karena dari pagi sampai malam memperbaiki motor rusak,” ujarnya.
Dia berharap adanya dukungan dana dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke lagi, karena masih banyak kekurangan peralatan.
“Saya memberikan jaminan, usaha bengkel ini akan terus berjalan sampai kapanpun. Karena manfaatnya sangat besar,” katanya.
Pulang sekolah langsung ke bengkel
Lain lagi dengan cerita Mikhael Sasarare yang bekerja di bengkel tersebut.
“Memang saya masih sekolah. Namun, setelah pulang sekolah, langsung ke bengkel untuk ikut memperbaiki motor rusak,” katanya.
Bagi dia, ada motivasi serta semangat tersendiri ketika bengkel ada.
“Dari sini saya bisa belajar membongkar pasang motor rusak,” katanya.
Dikatakan, jadwal ke bengkel dengan sekolah, tak bertabrakan.
“Ya, kalau ada kegiatan sekolah, saya tidak kerja di bengkel,” ujarnya.
“Saya juga senang ketika bengkel dibuka, karena ada kesibukan dijalankan. Daripada hanya tidur-tiduran setelah pulang sekolah, lebih baik belajar memperbaiki motor,” ungkap dia.
Diakui jika masih terus belajar dari beberapa rekannya. Karena belum terlalu memahami secara baik bagaimana memperbaiki kerusakan motor.
“Pelan tetapi pasti. Saya akan berusaha untuk belajar dari teman yang sudah berpengalaman,” katanya. (*)