Kekerasan terhadap jurnalis, reporter kriminal di Belanda ditembak

Penembakan Papua
Ilustrasi pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Amsterdam, Jubi – Reporter kriminal terkemuka Peter R. de Vries, ditembak dan terluka parah di sebuah jalan di Amsterdam. Peter R. de Vries dikenal karena karyanya dalam mengungkap dunia kriminal bawah tanah di Belanda. Ia memenangkan Penghargaan Emmy internasional pada 2008 untuk karyanya yang menyelidiki hilangnya remaja Natalee Holloway di Aruba pada 2005.

Read More

“Peter R. de Vries ditembak jatuh di Lange Leidsedwarsstraat,” kata polisi dalam sebuah pernyataan, pada, Selasa (6/7/2021).

Baca juga : Jurnalis perempuan di dunia banyak mengalami kekerasan secara daring selama pandemi 

Info terbaru pembunuhan jurnalis Khashoggi, pelaku sempat latihan paramiliter di AS  

Jurnalis asal Prancis diculik di Mali

Polisi mengacu pada jalan di dekat salah satu alun-alun kota terbesar, tempat Peter berada di studio televisi pada malam sebelumnya. Penembakan itu membuat dia dibawa ke rumah sakit terdekat dalam “kondisi serius”.

Polisi telah menutup daerah itu ketika kerumunan orang berkumpul di dekat lokasi di mana insiden itu terjadi dan meminta saksi mata untuk melapor.

Seorang tersangka penembak ditangkap tak lama kemudian, surat kabar Algemeen Dagblad melaporkan, mengutip sumber anonim. Namun polisi mengatakan mereka tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal laporan itu tetapi mereka berharap untuk menyampaikan kabar terbaru kepada publik pada Selasa malam.

Perdana Menteri Mark Rutte diperkirakan akan membuat pernyataan setelah bertemu dengan pejabat penegak hukum terkemuka setelah penembakan itu. Penyiar Belanda RTL mengatakan De Vries baru saja meninggalkan studionya di pusat kota Amsterdam dan salah satu tembakan mengenai kepalanya.

Surat kabar Parool Amsterdam menerbitkan gambar pemandangan dengan beberapa orang berkumpul di sekitar seseorang yang tergeletak di jalan.

Peter De Vries, berusia 64 tahun adalah sosok yang terkenal di Belanda, baik sebagai komentator di program kejahatan televisi dan reporter kriminal dengan sumber di penegakan hukum dan dunia bawah.

Ia dikenal di Belanda untuk pekerjaan investigasi pada kasus yang tak terhitung jumlahnya, terutama setelah penculikan raja bir Freddy Heineken pada 1983. Namun ia menjadi sasaran ancaman dari dunia kriminal di masa lalu sehubungan dengan beberapa kasus.

Pada 2013 Willem Holleeder, penculik Heineken, dihukum karena membuat ancaman terhadap De Vries. Holleeder saat ini menjalani hukuman seumur hidup karena keterlibatannya dalam lima pembunuhan.

Sedangkan tahun 2019, Ridouan Taghi, yang saat ini diadili karena pembunuhan dan perdagangan narkoba, mengambil langkah yang tidak biasa dengan membuat pernyataan publik yang menyangkal laporan bahwa dia telah mengancam akan membunuh De Vries. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply