Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Nabire, Jubi – Kerinduan umat Katolik Paroki Kristus Raja (KR) Nabire telah terjawab dengan hadirnya gedung gereja baru yang sudah diresmikan. Dengan partisipasi umat, secara bertahap sesuai dengan kemampuan umat, setelah 10 tahun melewati masa pembangunan, gereja yang unik sebagai satu icon sudah bisa digunakan untuk beribadah.
Uskup keuskupan Timika, Mgr Jhon Philip Saklil Pr, dalam homilinya mengajak umat paroki KR bersama-sama bergembira bahwa gereja yang luar biasa telah terbangun dan begitu indah.
“Tetapi harus diingat bahwa keindahan gerejamu harus mencerminkan keindahan imanmu. Untuk apa gereja indah tapi ada raja-raja baru di dalam gereja. Cukup satu raja saja yakni Kristus Yesus yang kita taat pada-Nya,” ujar Uskup Saklil.
Menurut Uskup Saklil, hadirnya gereja, partisipasi umat, dan kehidupan umat harus semakin meningkat. Sebab tantangan dunia dewasa ini membuat semakin banyak masyarakat yang terisolir karena ketidakmampuan mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman.
Lebih khusus, kata Uskup Saklil, kepada masyarakat lokal, dengan gereja lebih maksimal untuk melindungi hak-hak hidup mereka agar masyarakat tidak menjual tanah adatnya dan tidak tergusur.
“Saya ingin masyarakat lokal dengan adanya gereja baru ini, menjadi rumah sendiri yang dapat berkumpul dan berkembang dalam iman yang kuat untuk menghadapi sebuah tantangan perkembangan zaman,” terangnya.
Lanjutnya, dengan gerakan pastoral juga harus dapat melindungi dan memberikan perhatian khusus untuk pendidikan anak di dalam keluarga.
“Sebab, karya pendidikan yang gereja miliki dan turut memberikan satu kontribusi besar bagi generasi penerus, seperti sekolah-sekolah Katolik dalam kualitas maupun dalam kuantitasnya,” katanya.
Untuk itu diharapkan Uskup Saklil agar harus ada persatuan dan komitmen yang kuat dari umat untuk gereja KR dengan menjauhkan perbedaan dalam berkarya dan membangun iman.
“Sebab tidak ada orang Kei, orang Mee, orang Komoro, orang Toraja, dan lainnya. Tetapi yang ada adalah orang gereja yang percaya akan satu Allah, yang percaya kepada Tuhan yang hidup, yang wafat, dan yang bangkit,” terangnya.
Bupati Kabupaten Nabire, Isaias Douw, mengatakan di gereja tidak ada perbedaan, baik suku, ras, maupun golongan, termasuk di dalam gereja Katolik Paroki Kristus Raja (KR) Nabire.
“Jangan membeda-bedakan suku, ras, dan daerah, tetapi kita adalah satu iman dan hendaklah membangun gereja dengan persatuan iman yang kuat dan kokoh,” katanya.
Perbedaan hendaknya dirangkai dengan saling menghargai, menghormati dalam meningkatkan pembinaan dan pembangunan dalam bidang kerohanian di Nabire khususnya gereja Kristus Raja.
Perbedaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan landasan iman dan spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan itu sendiri.
“Mengingat perbedaan harus mempunyai kedudukan dan peranan penting sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam meningkatkan landasan iman dan spiritual yang kokoh bagi keberhasilan pelaksanaan pembangunan itu sendiri,” ujarnya.
Pastor Paroki KR, Stevanus Yogi Pr, mengatakan dengan hadirnya gedung baru diharapkan semakin meningkatkan iman dan kepercayaan umat. Harus bertindak sesuai dengan apa yang sudah diperintahkan Allah melalui sabda-Nya, baik dalam kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat.
“Untuk apa gereja baru jika kita tidak memiliki iman yang kuat. Ini yang menjadi tantangan bagi kita semua. (*)