Papua No. 1 News Portal | Jubi
Port Moresby, Jubi – Papua Nugini sedang berusaha keras untuk mengendalikan lonjakan kasus virus korona di seluruh negara itu, sementara rumah sakit di pelosok negara itu tutup akibat keterbatasan dana.
Ibu kota negara itu yang padat, Port Moresby, adalah pusat dari wabah terbaru. Di kota ini hanya ada lima kasus Covid-19 sepanjang Januari, dan 124 untuk Februari. Namun 108 kasus telah dikonfirmasikan dalam empat hari pertama bulan Maret akibat penularan komunitas yang semakin laju.
PNG telah melaporkan 1.492 kasus yang sudah dikonfirmasikan selama pandemi ini, tetapi jumlah kasus yang sebenarnya ada diyakini jauh lebih tinggi. Hanya sekitar 48.000 tes Covid-19 yang sudah dilakukan di negara dengan populasi hampir 9 juta orang itu sejak awal pandemi, dan, di banyak daerah terpencil di negara itu, tidak ada kapasitas untuk melakukan pengetesan sama sekali. PNG belum memulai program vaksinasi.
Otoritas kesehatan juga prihatin dengan lonjakan kasus di provinsi di barat PNG, yang merupakan perbatasan negara itu dengan Indonesia, serta memiliki perbatasan laut dengan Australia.
CEO Rumah Sakit Umum Port Moresby, Paki Molumi, mengatakan sistem pelayanan kesehatan PNG yang sudah rapuh dapat kolaps jika lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini terus berlanjut.
“Kami mengetes semua staf kami yang menunjukkan gejala (Covid-19). Ada banyak orang lain di luar sana di komunitas yang juga mengalami gejala-gejala Covid-19 tetapi tidak datang agar mereka bisa diperiksa dan terus menyebarkan virus itu. Itu adalah kekhawatiran yang besar bagi kami,” kata Molumi.
“Klinik dan rumah sakit kami akan segera dibanjiri pasien melampaui kemampuan kami.”
Sebuah stadion netball, yang diubah menjadi klinik Covid-19 pada awal pandemi, baru dibuka lagi untuk menangani jumlah kasus yang membludak.
Gubernur Port Moresby, Powes Parkop, mengatakan otoritas ibu kota tidak memiliki dana, tenaga, atau sumber daya lain yang memadai untuk menangani lonjakan terbaru ini, dan memperingatkan Port Moresby harus menerapkan karantina wilayah jika kasus yang dikonfirmasi mencapai 1.000.
Sementara itu di seluruh PNG beberapa rumah sakit telah ditutup, atau sebagian unitnya ditutup karena pemotongan dana.
Rumah Sakit Boram di Sepik Timur telah menutup unit gawat daruratnya. Rumah sakit Mount Hagen di pegunungan tinggi PNG baru menerima sekitar sepertiga dari dana yang dibutuhkan untuk meneruskan pelayanannya, sehingga mereka terpaksa menutup layanan rawat jalan orang dewasa dan anak-anak mulai minggu ini. (The Guardian)
Editor : Kristianto Galuwo
Rebecca Kuku