Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Angka penularan Covid-19 di DKI Jakarta diperkirakan akan menyentuh angka 240 ribu pada awal Februari 2021. DKI Jakarta dinilai menjadi wilayah paling berisiko terhadap penularan virus corona. “Sedangkan angka kasus di Indonesia bisa menyentuh 1 juta kasus. Saat ini DKI menyumbang 24 persen kasus akumulasi nasional,” kata Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, Minggu, (27/12/2020).
Baca juga : Angka kematian akibat Covid-19 DKI Jakarta terus meningkat saat PSBB
DKI Jakarta ancam tindak warga gelar pesta pernikahan
Lagi, pegawai Pemprov DKI positif Covid-19
Syarif menghitung tingkat risiko penularan Covid-19 penduduk Ibu Kota delapan kali lebih besar ketimbang Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Bahkan kalau mau dibandingkan dengan Jawa Barat 11 kali lebih tinggi potensi penularan Covid-19,” kata Syarif menambahkan.
Angka risiko penularan tersebut didapatkan berdasarkan hitungan insiden kumulatif, yakni jumlah kasus kumulatif dibagi dengan jumlah penduduk dalam satuan 100 ribu orang. Insiden kumulatif bisa menggambarkan risiko penduduk terkena Covid-19.
“Dengan membuat rasio perbandingan antarprovinsi misalnya DKI-Jatim, maka bisa diketahui berapa risiko penduduk DKI dibanding Jatim,” kata Syarif menjelaskan.
Melihat tingginya potensi penularan Covid-19 di DKI saat ini, ia menyarankan Gubernur DKI Anies Baswedan segera melockdown atau karantina wilayah. Hal itu dinilai menjadi solusi terbaik untuk mengendalikan wabah, sedangkan PSBB Transisi tidak efektif mencegah penularan.
Adapun akumulasi kasus konfirmasi di Jakarta sampai Minggu kemarin sebanyak 175.926 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 158.615 orang telah dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan 90,2 persen, dan 3.204 orang meninggal dengan tingkat kematian 1,8 persen. (*)
Editor : Edi Faisol