Kapolri dan Panglima TNI berjanji tindak tegas pelaku ujaran rasis

Kapolri Jenderal Tito Karnavian didampingi Panglima TNI Marsekal TNI, Hadi Cahyanto saat memberikan keterangan pers kepada wartawan - Jubi/Roy Ratumakin
Kapolri Jenderal Tito Karnavian didampingi Panglima TNI Marsekal TNI, Hadi Cahyanto saat memberikan keterangan pers kepada wartawan – Jubi/Roy Ratumakin.

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Teriakan rasis yang dilakukan oleh sejumlah oknum TNI dan Organisasi Masyarakat (Ormas) di Asrama Mahasiswa, Surabaya berbuntut panjang. Imbasnya sejumlah daerah di Provinsi Papua dan Papua Barat terjadi aksi demonstrasi dan ada yang berujung anarkisme.

Read More

Untuk meredam aksi tidak melebar ke beberapa daerah di tanah Papua dan Papua Barat, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Cahyanto pun terbang ke Papua untuk melakukan koordinasi dengan beberapa petinggi dilingkup Polda Papua dan Kodam XVII Cenderawasih.

Usai pertemuan yang berlangsung Rastra Samara, Polda Papua, Selasa (27/8/2019) Kapolri Jenderal Tito Karnavian kepada wartawan mengatakan, kedatangan dirinya dan Panglima TNI ke Papua untuk melakukan berbagai koordinasi dengan beberapa kepala daerah untuk menciptakan suasana kondusif seperti sebelumnya.

“Di Papua secara keseluruhan relatif aman, tapi memang ada beberapa tempat yang masih melakukan aksi. Khusus untuk Sorong dan Manokwari sudah aman. Kami masih melakukan upaya-upaya dialog termasuk dengan melakukan penegakan hukum secara berimbang di Surabaya, Manokwari, dan Timika,” kata Tito.

Sebelum ke Jayapura, dirinya dan juga Panglima TNI telah melakukan pertemuan dengan Gubernur Papua Barat, dan dalam pertemuan tersebut, Dominggus Mandacan sudah bersepakat untuk bersama-sama dengan TNI dan Polri menjaga keamanan khususnya di wilayah yang sempat bergejolak akibat kasus teriakan rasis tersebut.

“Kita tahu bersama bahwa, Gubernur Jatim Kofifah, Wali Kota Surabaya Risma, Wali Kota dan Wakil Walikota Malang sudah menyampaikan permintaan maaf atas kasus yang terjadi di daerah mereka masing-masing. Bahkan, Gubernur Kofifah menawarkan Jawa Timur sebagai Sister Provinsi atau Provinsi Saudara untuk Papua, saling belajar dan berkomunikasi satu sama lainnya,” ujarnya.

Dikatakan, pihak Polri dan TNI juga sudah berkomitmen memberikan jaminan keamanan kepada para mahasiswa Papua yang menimba ilmu di Pulau Jawa, bahkan untuk seluruh masyarakat Papua yang melakukan perjalanan ke daerah tersebut.

“Namanya juga merantau, sama seperti warga pendatang yang datang ke Papua harus mampu beradaptasi dengan kehidupan masyarakat lokal setempat, harus menghormati, dan menghargai sesama. Saya juga sudah bertemu dengan Gubernur Papua, Lukas Enembe, dan beliau juga mempunyai komitmen yang sama yaitu menjaga keamanan di tanah Papua,” katanya.

Terkait dengan oknum yang melakukan teriakan rasis kepada para mahasiswa di Surabaya, Kapolri Tito dengan tegas mengatakan saat ini sudah menahan tujuh orang yang diduga melakukan ujaran rasis kepada para mahasiswa yang ada di asrama tersebut.

“Tujuh orang tersebut sudah kami tahan dan masih melakukan pendalaman lebih lanjut. Namun statusnya belum ditetapkan sebagai tersangka. Kalau dalam pendalaman kasus tersebut ada yang terbukti maka akan kami tindak dengan tegas,” ujarnya.

Panglima TNI, Marsekal Hadi Cahyanto menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua anggotanya yaitu Danramil dan Babinsa yang berada di daerah tersebut yang melakukan ujaran rasis.

“Dari TNI ada dua oknum yang masih diperiksa. Dua oknum tersebut adalah Danramil dan Babinsa yang tak mengindahkan tugas. Saat ini masih dalam pendalaman, di mana pada suatu tempat juga banyak Ormas tapi atas nama perorangan yang bermain di situ. Kami masih dalami, siapa yang teriak kata-kata itu (rasis). Yang jelas, TNI tidak memberikan ruang dan tempat yang melakukan rasis,” katanya. (*)

Editor : Edho Sinaga

Related posts

Leave a Reply