Papua No. 1 News Portal | Jubi
Merauke, Jubi – Kapolres Merauke, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bahara Marpaung, menegaskan penembakan terhadap Fransiskus Gebze, buruh pelabuhan perikanan oleh oknum polisi, SM, beberapa hari lalu pada kaki bagian kirinya, sudah sesuai SOP.
“Kenapa sehingga polisi menembak, karena yang bersangkutan memberikan perlawanan dan membawa senjata tajam berupa pisau. Karena posisi terdesak, anggota menembak, lantaran terancam, dan itu diatur dalam undang-undang,” jelas Kapolres Marpaung, saat jumpa pers bersama sejumlah wartawan di kantornya, Minggu (17/2/2019).
Dikatakan, dalam pemberitaan di media oknum polisi bernama SM diberitakan mabuk, sesungguhnya tidak. Karena kalau SM mabuk, tak mungkin menolong Fransiskus dengan mencari mobil dan mengantar ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan medis.
Kapolres menjelaskan jika Fransiskus Gebze tidak mabuk, secara logika tak mungkin menyerang anggota Polri, setelah ditegur.
“Justru dia membalikan fakta bahwa anggota saya mabuk, padahal tidak sesuai kenyataan di lapangan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolres Marpaung mengatakan Fransiskus pernah melakukan pencurian ikan pada akhir Januari 2019. Caranya, saat itu yang bersangkutan naik ke salah satu kapal dan menuju ke palka meminta seorang ABK membukanya untuk mengambil ikan.
Saat itu, demikian Kapolres Marpaung, Fransiskus telah menyiapkan karung berukuran 50 kilogram bersama seorang rekannya. Oleh karena ABK takut, mereka membuka kunci palka dan mengambil ikan, lalu Fransiskus mengambilnya dan dibawa pergi.
Kasus dimaksud, lanjut Kapolres, sedang ditangani Polsek KP3 Laut dan Fransiskus telah ditetapkan sebagai tersangka.
“Memang ada beberapa kasus yang dibuat Fransiskus. Di mana kalau tak diberikan ikan, dia marah-marah,” katanya.
Ditanya alasan penetapan Fransiskus sebagai tersangka bersamaan dengan penembakan, Kapolres Marpaung mengaku selama ini pihaknya masih mendalami kasusnya dengan memeriksa sejumlah saksi.
Ditambahkan, oleh karena saat ini Fransiskus masih menjalani perawatan di RSUD Merauke, yang bersangkutan belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.
Susana Wanggaimu, isteri Fransiskus, beberapa waktu lalu mengatakan suaminya tak memiliki persoalan dengan SM.
“Kenapa suami saya ditembak? Ini tidak adil dan saya minta pertanggungjawaban dari Kapolres Merauke,” pintanya.
Susana mengaku beberapa kali ia menanyakan kepada suami jangan sampai ada persoalan dengan SM, namun dijawab tidak. Lalu kenapa harus ditembak?.
“Herannya lagi, ditembak beberapa kali dan dua peluru mengenai kaki kiri suami saya,” ujarnya. (*)
Editor: Dewi Wulandari