Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Rumokho, nama tempat di atas perbukitan Kampung Nendali Distrik Sentani Timur disiapkan sebagai tempat rekreasi atau sebagai obyek wisata bagi masyarakat.
Bukit Rumokho berada dibawah sekitar satu kilometer dari tugu peninggalan Perang Dunia II, tugu Mc Arthur. Dengan posisi berada pada ketinggian, ketika tempat ini dibangun, akan memudahkan masyarakat untuk melihat lanscape Danau Sentani dan Stadion Papua Bangkit di Kampung Harapan.
Kepala Kampung Nendali, Wemfrit Wally, mengatakan pembangunan fasilitas wisata ini akan menggunakan Alokasi Dana Kampung (ADK) Kampung Nendali tahap pertama sebesar Rp250 juta.
“Yang pertama adalah pembongkaran jalan untuk naik ke perbukitan, dan selanjutnya fasilitas pendukung lainnya seperti pondok dan tempat yang dapat digunakan untuk bersantai di atas sambil menikmati pemandangan,” ujar Wemfrit, saat ditemui di Sentani, Kamis (6/2/2020).
Dikatakan, lokasi perbukitan ini memang milik masyarakat Nendali. Pembangunannya sudah dikoordinasikan dengan pemerintah distrik dan pihak Rindam XVII Cenderaawasih di Ifar Gunung, serta pihak PLN di Kampung Harapan, karena jalan naik ke gunung melewati areal kantor PLN.
“Menjelang pelaksanaan PON XX/2020, masyarakat tentunya mencari tempat-tempat favorit untuk dikunjungi. Oleh sebab itu, upaya seperti ini yang bisa kami lakukan selain wisata di Danau Sentani,” katanya.
Setelah fasilitasnya tersedia, lanjut Wemfrit, pemerintah kampung akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Bapenda Kabupaten Jayapura untuk menerbitkan karcis masuk ke lokasi.
“Supaya ada pemasukan, baik bagi kampung maupun bagi daerah ini dari sisi pariwisata,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Adat Kampung Nendali, Benhur Wally, mengatakan Rumokho selain menjadi tempat wisata tetapi juga sebagai kebun adat Kampung Nendali.
“Di perbukitan ini agak tandus, oleh sebab itu perlu ada pepohonanyang rindang di perbukitan tersebut. Oleh sebab itu, sudah kami siapkan sejumlah tanaman endemik yang biasa digunakan untuk kepentingan asesoris budaya seperti tali yang digunakan untuk menganyam noken, rumbai-rumbai pada pakaian tradisional serta kulit kayu yang biasa digunakan untuk mengukir lukisan dan lain sebagainya,” pungkas Benhur. (*)
Editor: Dewi Wulandari