Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Mari-mari kita pergi ke Kali Kemiri, indah tempatnya jauh di atas sana Kali Kemiri, tersembunyi di balik pohon nan rindang Kali Kemiri……
Lagu dengan judul Kali Kemiri, pernah tenar di era 80-90an yang dinyanyikan oleh kelompok musik legendaris Papua, Black Brothers.
Bencana banjir bandang 16 Maret lalu memporak-porandakan Kali Kemiri yang tersembunyi itu, sejauh tiga kilometer mendekati jalan protokol hentakan batu-batu dan kayu gelondongan menyapu bersih semua isi kali, termasuk aktivitas kehidupan masyarakat di sepanjang bantaran kali tersebut.
Kali Kemiri, kini gersang dengan tumpukan batu gunung yang tidak beraturan memenuhi jalur kali yang dulunya sejuk dan rindang.
Banjir bandang 16 Maret malam, melalui kali yang selalu dipuja dan puji itu mengubah puluhan rumah warga terisi pasir dan lumpur, bahkan ada yang hilang tanpa jejak, belum lagi harta benda dan nyawa yang tidak tertolong.
Kendati demikian, ada upaya pemulihan yang terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama semua pihak untuk kembali menghijaukan Kali Kemiri.
Hal ini menjadi harapan masyarakat yang masih tinggal dan menetap di bantaran Kali Kemiri, bahkan mereka yang masih berada di tempat pengungsian.
“Harapan kita, Kali Kemiri dapat dikembalikan rindang seperti dulu lagi. Sekalipun banyak ceritera pilu dari kali ini, karena masyarakat yang tinggal di sini akan kembali untuk membangun rumah dan pekarangan mereka lagi,” ujar Eduard Monim, salah satu warga Kemiri yang ditemui disela-sela kerjanya saat memperbaiki sebagian bangunan rumahnya yang diterjang banjir, Senin (3/6/2019).
Hal senada juga disampikan oleh Maks Suebu, warga Kemiri lainnya, yang juga kehilangan rumah serta harta dan benda.
“Ini juga bagian dari peringatan Tuhan bagi kami, sekalipun Kali Kemiri ini rindang dan teduh, aliran air bukan hanya di sini saja tetapi pusatnya dari ketinggian Gunung Robonghollo. Kalau tidak dijaga dan dilestarikan juga sama saja, dampaknya sampai ke bawah sini,” katanya.
Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah daerah adalah membuat larangan tegas untuk beraktivitas dikawasan cagar alam, sejumlah pihak turut memberikan dukungan terhadap hal tersebut.
“Upaya penghijauan dalam waktu dekat ini akan kami lakukan penanaman ratusan pohon yang diberikan oleh PT Freeport Indonesia, beberapa waktu lalu. Selain itu juga dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam bersama teman-temapn pencinta lingkungan sudah memulai dengan penanaman di sepanjang Kali Kemiri,” jelas Kepala Distrik Sentani, Budi Yokhu. (*)
Editor: Dewi Wulandari