Kabiyai: Jangan termakan isu dan hoaks 1 Desember

Papua No. 1 News Portal | Jubi ,

Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Cinta (Gercin) NKRI, Alberth Ali Kabiyai mengimbau kepada masyarakat Kota Jayapura dan Papua secara keseluruhan  agar tidak terpancing atau termakan isu soal peringatan hari kemerdekaan Papua yang akan dilakukan pada 1 Desember 2018 mendatang.

“Jangan terpengaruh isu-isu yang saat ini beredar di media sosial apalagi isu-isu yang saling menjatuhkan sesama kelompok di Papua. Saya juga mengajak generasi muda Papua untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kota Jayapura dan Papua pada umumnya,” kata Kabiyai kepada wartawan, Selasa (27/11/2018) di Jayapura.

Kabiyai juga berharap agar generasi muda Papua agar tidak terpengaruh dengan berita-berita hoaks yang disebarkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

“Kita harus membangun Papua karena Otsus jilid pertama akan berakhir. Kalau bukan kita siapa lagi, bukan sekarang kapan lagi. Kita juga harus hindari isu-isu separatis dan juga isu agama sebab bisa memecah belah persatuan bangsa. Apalagi pada tahun depan sudah masuk pada tahun politik,” ujarnya.

Dirinya juga berharap para masyarakat Papua terutama pemuda Papua untuk melupakan masa lalu dan mencari solusi agar ke depannya Papua bisa menjadi lebih baik lagi.

“Hindari ajakan-ajakan dari oknum atau kelompok untuk melakukan aksi demo jelang 1 Desember, karena apabila terjadi bentrok dalam aksi demo tersebut maka yang rugi adalah diri kita sendiri,” katanya.

Sebelumnya, anggota komisi bidang pemerintahan, politik, hukum dan HAM DPR Papua, Laurenzus Kadepa berharap, 1 Desember 2018 tidak terjadi peristiwa yang dapat memperpanjang dugaan pelanggaran HAM di tanah Papua, mengingat setiap tahunnya pada tanggal itu dijadikan sejumlah pihak di Papua sebagai hari peringatan kemerdekaan Papua.

Untuk itu ia berharap aparat kepolisian tidak berlebihan saat melakukan pengamanan, 1 Desember mendatang.

"Kalau penanganan secara berlebihan atau represif pasti akan menambah deretan pelanggaran HAM, justru nama negara menjadi taruhan," kata Kadepa kepada Jubi, Senin (26/11/2018).

Apalagi menurutnya, 1 Desember bagi umat Kristiani juga sebagai "gerbang" Natal, sehingga pihak kepolisian jangan melihat semua aktivitas pada tanggal itu sebagai kegiatan politik. (*)

Related posts

Leave a Reply