Jelang PON XX, masyarakat lokal di sekitar Stadion Lukas Enembe diminta menyiapkan ini

papua, stadion lukas enembe, PON XX
Stadion Lukas Enembe Stadium di Kampung Harapan yang baru saja diresmikan. Jubi / Engel Wally

Papua No.1 News Portal

Sentani, JubiStadion Lukas Enembe dan seluruh arena (venue) olahraga yang tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Papua telah diresmikan oleh Gubernur Papua, 362 hari menjelang pelaksanaan PON XX.

Masyarakat lokal yang berada di sekitar arena stadion diharapkan untuk siap sedia menerima kehadiran tamu-tamu dan pengunjung pada perhelatan akbar empat tahunan tersebut.

Read More

” Waktu tersisa satu tahun, dan akan berjalan singkat. Masyarakat lokal harus dipersiapkan dan dibekali kemampuan untuk bersaing di bidang usaha,” ujar Moses Ohee salah satu tokoh masyarakat adat di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur. Sabtu (24/10/2020).

Dikatakan, Kampung Harapan harus ditata dengan baik bagi kepentingan usaha kerakyatan yang dilakukan oleh masyarakat lokal. Kerajinan tangan, makanan khas, suvenir, dan usaha-usaha lainnya.

” Prioritas bagi masyarakat lokal walaupun ada juga pengusaha dari luar yang tinggal dan hidup di Kampung Harapan,” .

Menurutnya, apalah artinya fasilitas yang megah dan besar ini tetapi tidak berdampak bagi masyarakat sekitarnya bangunan tersebut. Masyarakat juga diminta untuk siap dan bersedia melakukan yang terbaik sebagai tuan rumah pelaksanaan PON XX.

” Dengan memberdayakan masyarakat lokal, maka tamu-tamu yang datang akan mengetahui kehadiran mereka di sini diterima oleh masyarakat lokal asli papua,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Yanto Eluay selaku tokoh masyarakat adat. Menurutnya Pemerintah Daerah Provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura harus menyiapkan fasilitas pendukung, sarana pra sarana bagi pedagang dan pengusaha lokal yang dekat dengan stadion utama.

” Kawasan kampung harapan harus dikelola dan ditata, bisa menjadi kawasan wisata berbasis kerajinan tangan. Seperti ukiran kulit kayu, suvenir dan pembuatan cendera mata serta kuliner khas masyarakat lokal setempat,” . (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply