Jasa merias wajah diminati para warga yang hadiri penutupan PON XX Papua

Riasan wajah khas Papua
Salah seorang perias wajah saat merias wajah pelanggan dengan beragam motif khas Papua. - Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Kemeriahan upacara penutupan Pekan Olahraga Nasional atau PON XX Papua dimanfaatkan oleh anak-anak muda yang menghadiri upacara penutupan itu dengan menampilkan beragam riasan wajah khas Papua. Tren itu menjadi keuntungan tersendiri bagi bagi Engel Suangburaro yang menawarkan jasa merias wajah.

Engel Suangburaro dan adik-adiknya menjadi salah satu orang yang menawarkan jasa merias wajah para warga yang datang untuk menghadiri upacara penutupan PON XX Papua di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Jumat (15/10/2021). Sepanjang Jumat sore, Suangburaro bersama kedua adik perempuan melayani para warga yang ingin menghadiri upacara penutupan PON.

Read More

“Kami sudah mulai merias dari jam 18.00 WP hingga malam. Kami merias wajah hanya waktu penutupan PON XX Papua saja. Saat pembukaan dan selama PON berlangsung kami tidak sempat,” ucap Suangburaro saat ditemui di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Sabtu (16/10/2021).

Baca juga: PON XX Papua, Wapres: Sempurna, Papua Sa’ cinta ko

Dengan bermodalkan bangku panjang untuk pengunjung yang ingin dirias wajahnya, dan bangku pendek tempat ia menjajar cat beraneka warga, Suangburaro melayani konsumennya. “Kami ini pakai motif [hiasan wajah khas] Sentani saja. Dan kami merias sesuai bentuk wajah, soalnya yang kami rias itu di pipi dan kening,” jelasnya.

Tarif jasa Suangburaro pun terbilang murah. “Untuk satu warna, itu tarifnya Rp5.000 ribu.Untuk dua warna Rp10.000. Dari pukul 18.00 WP, kami cuma dapat Rp300.000, karena COVID-19, jadi [peminat rias wajah] sedikit saja,” ujar Suangburaro.

Ia mengaku sudah menggeluti jasa merias wajah sejak 2014. “[Usaha jasa] merias wajah itu sudah kami mulai sejak tahun 2014. Kami memulai bersama dengan paman, waktu itu karena ada tamu yang datang ke festival budaya, dan minta dirias wajah. Kami layani, akhirnya terus sampai saat ini,” kata Suangburaro.

Baca juga: PON XX Papua bisa menginspirasi generasi muda untuk tekuni olahraga

Ia menuturkan usaha merias wajah dengan beragam ornamen khas Papua mengalami pasang dan surut. Jasanya akan ramai dibutuhkan saat festival budaya. Namun, ia kehilangan banyak pelanggan sejak pandemi COVID-19.

“Kalau seperti festival budaya di Kalkhote, [atau] ada acara lain, itu sangat ramai. Saat ini memang ramai, soalnya COVID-19, jadi sedikit sekali yang datang merias wajah mereka,” ujarnya.

Valen menjadi salah satu warga yang pada Jumat memanfaatkan jasa Suangburaro. “Saya itu senang saja, yang saya senang itu motifnya bagus dan warnanya bisa dipilih. Saya dengan teman-teman merias wajah kami,” ucap Velen.

Warga lainnya, Miharja juga tertarik dengan kreativitas anak-anak muda Papua. “Saya tertarik sekali dengan riasan wajah seperti itu. Jadi dari awal itu saya lihat-lihat [dan mencari jasa perias wajah], akhirnya ketemu dan saya langsung suruh rias wajah saya,” jelasnya. (*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply