Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Moses Kallem, mengatakan dua hari pasca banjir bandang Sentani, dirinya mendatangi tempat-tempat yang diyakini menjadi pusat pembuangan air bah yang menyebabkan banjir bandang menerjam Kota Sentani, 16 Maret lalu.
Dikatakan, dengan menggunakan alat berat milik PU Provinsi Papua, tempat-tempat yang menyerupai bendungan alami tersebut telah ditutup.
Selain itu, kata Kallem, ada sejumlah jalur air yang baru terbentuk secara alami oleh karena banyaknya air dari bendungan alami tersebut. Jalur tersebut sudah ditutup, sehingga air tidak mengalir lagi melalui jalur yang baru.
“Saya bersama Ketua DPRD Kabupaten Jayapura dan Komandan Yonif 751/Raiders Sentani naik ke perbukitan di belakang Kampung Taruna yang jaraknya sekitar 2 kilometer, dengan membawa alat berat untuk menutup pusat-pusat air yang keluar dengan jalur baru menuju kota Sentani,” ujar Moses Kallem, di Sentani, Senin (25/3/2019).
Dijelaskan, jalur baru air yang terbuat secara alami ini turun menuju BTN Sosial, Batalyon 751, dan Kampung Taruna. Selain itu, ada juga jalur baru yang menuju ke Kampung Sereh dan ke Doyo.
“Setelah ditutup, beberapa hari ini sudah terlihat air yang biasanya turun kencang di depan jalan raya seperti Yonif 751 dan Sosial sudah kering,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kota Sentani, Deniks Felle, mengatakan banjir bandang yang terjadi ini sudah menjadi pelajaran besar kedua kalinya setelah tahun 2007.
Oleh sebab itu, menurut Felle, pemerintah dan DPRD harus mempertegas regulasi serta melakukan pengawasan kawasan cagar alam Siklop dengan melibatkan semua komponen masyarakat di daerah ini.
“Dua belas tahun lalu sudah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, tetapi seperti ada pembiaran di masa itu. Akhirnya banjir bandang kedua kalinya yang lebih dasyat terjadi lagi,” katanya. (*)
Editor: Dewi Wulandari