Papua No. 1 News Portal | Jubi ,
Jayapura, Jubi – Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN) XI Papua melalui Satker Wilayah 1 menutup sementara ruas jalan Jayapura -Wamena untuk mempercepat proses perbaikan jalan yang rusak.
"Awalnya sulit memberi pengertian kepada para sopir yang mengangkut berbagai komoditi dari Jayapura ke Wamena karena mereka terpaksa bermalam di jalan dengan waktu yang lebih lama," kata Kepala Satker BBPJN Wilayah 1 Jayapura, Saut Muthe, di Jayapura, Senin (21/1/2019).
Ia mengatakan setelah diberikan pengertian akhirnya para sopir baik truk maupun sejenis hilux, Jumat (18/1) sepakat tidak melanjutkan perjalanan ke Wamena sehingga para pekerja dapat melakukan pekerjaannya membersihkan jalan dari tumpukan tanah berlumpur.
"Kami meminta waktu dua atau tiga hari untuk memperbaiki dengan membuang tanah berlumpur yang memenuhi sejumlah ruas jalan hingga rusak parah," kata Muthe, seraya menambahkan kerusakan di 12 titik dari arah Jayapura disebabkan tingginya mobilitas kendaraan yang melintas dengan beban yang berat. Padahal jalan tersebut dalam tahap pengerjaan dan masih berupa jalan tanah serta tingginya curah hujan.
“Setiap akhir pekan sekitar 200 kendaraan melintas dari arah Jayapura dengan beban yang dibawa sekitar dua hingga tujuh ton,” kata Muthe.
Kepala Satker Wil I Jayapura yang mengaku baru kembali dari lokasi mengatakan tingginya aktivitas kendaraan yang melintas di ruas jalan Jayapura-Wamena disebabkan saat ini masyarakat lebih memilih mengirim barang melalui darat karena harganya lebih murah dibanding pesawat.
“Bila diangkut melalui darat harganya Rp 7 ribuan/kg sedangkan melalui udara Rp 13 ribu/kg dan ruas jalan tersebut melayani delapan kabupaten di pegunungan tengah yakni Kabupaten Yalimo, Jayawijaya, Mamberamo Tengah, Tolikara, Lanny Jaya, Puncak Jaya, dan Puncak serta Kabupaten Nduga,” kata Muthe.
Sebelumnya diberitakan, Balai Besar Pembangunan Jalan Nasionl (BBPJN) XI Jayapura menemukan 12 titik diruas jalan Jayapura-Wamena mengalami kerusakan hingga butuh penanganan serius.
Kerusakan itu disebabkan arus lalu lintas yang tinggi khususnya dari arah Jayapura dengan mengangkut beban yang mencapai dua hingga tujuh ton.
“Padahal ruas jalan sepanjang 575 KM itu belum layak dilewati karena masih dalam tahap pengerjaan dan berupa jalan tanah,” kata Muthe, yang mengaku baru kembali dari peninjauan di ruas tersebut.
Dari peninjauan di lapangan, tercatat dari 12 titik yang rusak terparah di dua titik yakni KM 284 dan KM 319. Penyebab parahnya kondisi jalan di ruas tersebut disebabkan beberapa faktor di antaranya curah hujan yang tinggi, kendaraan yang melintas baik truk maupun jenis hilux melebihi kapasitas, bahkan barang bawaan truk bisa mencapai tujuh ton.
“Selain itu ban yang digunakan adalah jenis cakar sehingga memperparah kondisi jalan yang dilewatinya, kata Muthe.
Diakui, pihaknya kesulitan meminta pengertian dari para pengemudi agar untuk sementara waktu tidak melintasi jalan tersebut sehingga para pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Akibatnya, para pekerja tidak bisa bekerja secara optimal karena harus menolong kendaraan yang tertanam di kubangan.
“Sulit sekali meminta pengertian mereka, padahal apa yang dilakukan demi keselamatan perjalanan mereka,” kata Muthe, seraya menambahkan saat ini alat berat sudah dikerahkan untuk memperbaiki ruas-ruas jalan yang mengalami kerusakan. (*)