Jakarta temukan pemudik tak ber-SIKM

Kapal Pelni di Papua
Suasana penumpang saat mudik menggunakan kapal Pelni di Pelabuhan Jayapura, Papua. – Dok. Pelni Cabang Jayapura

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Kelurahan Lenteng Agung, Jakarta Selatan menemukan sedikitnya 20 orang warga kembali dari mudik tidak mengantongi Surat Izin Keluar Masuk ke Jakarta.

Read More

“Mereka ini ada yang mudik pakai motor dan pakai ‘travel’” kata Lurah Lenteng Agung Panca Songkono, Senin, (1/6/2020).

Baca juga : Pemkab Batang siap isolasi mandiri 29 pemudik asal Papua

Jumlah pemudik dengan pesawat udara di Biak Numfor meningkat

Warga tersebut terjaring pendataan yang dilakukan oleh para ketua rukun tetangga (RT) dan ketua rukun warga (RW) di Kelurahan Lenteng Agung. Pendataan warga yang mudik ini gencar dilakukan oleh Kelurahan Lenteng Agung, sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta bahwa RT dan RW menjadi garda terdepan untuk menekan laju penularan Covid-19.

“Pendataan ini sudah kami lakukan sejak Lebaran, memerintahkan RT dan RW untuk mendata warganya yang mudik dan kembali dari mudik,” kata Bayu menambahkan .

Dari pendataan tersebut terdapat 20 warga yang kembali dari mudik tidak mengantongi Surat Izin Keluar Masuk ke Jakarta (SIKM) dan lolos dari pos pemeriksaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bayu mengatakan dari 20 orang warga tersebut, sebanyak 13 orang dilakukan isolasi mandiri di tujuh rumah dengan pengawasan warga serta RT dan RW setempat.

“Tujuh orang lainnya pergi ke tempat kerabatnya di luar wilayah Lenteng Agung,” kata Bayu menjelaskan.

Mereka yang menjalankan isolasi mandiri tersebut di setiap rumahnya dipasang stiker bertuliskan Rumah pendatang mudik ini dalam pengawasan karantina mandiri 14 hari.

Apabila warga tersebut menolak untuk menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari, maka akan dikirim ke tempat isolasi sementara bagi pemudik yang terdapat di Kecamatan Jagakarsa. “Kalau sudah karantina 14 hari, stiker akan kita copot,” katanya.

Beberapa pemudik tersebut bisa lolos pos pemeriksaan diduga karena menggunakan jalur tikus untuk sepeda motor, selain itu menggunakan plat kendaraan B (wilayah Jakarta).

“Kalau yang pakai ‘travel’, menurut pengakuan mereka yang diperiksa SIKM-nya cuma sopirnya aja,” katanya. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply