Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menjadikan Papua sebagai target wilayah pengembangan paham ekstrem keagamaan di Indonesia. Pengakuan itu berdasarkan keterangan para terduga teroris yang ditangkap di Papua, sekitar dua pekan lalu. Mereka teridentifikasi sebagai anggota JAD.
“Mereka menganggap Papua sebagai daerah perluasan ‘perjuangan’ (jaringan paham ekstrem). Mereka terdesak di berbagai daerah (di Indonesia),” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Asep Adi Saputra, Kamis (19/12/2019).
Meskipun menjadi sasaran perluasan jaringan JAD, lanjut Asep Papua bukan sebagai target aksi dari para terduga teroris tersebut. “Tidak ada indikasi mereka hendak melakukan (teror) di Papua.”
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap tujuh terduga teroris di Jayapura, pada 7 Desember silam. Penangkapan tersebut menyusul penggerebekan terhadap seorang terduga teroris berinisial KWN di Doyo Baru, Distrik Waibu, sehari sebelumnya. Mereka diduga anggota kelompok JAD jaringan Lampung dan Medan.
“Kelompok ini dalam (anggota) jaringan JAD Lampung dan Medan. Ada delapan yang ditangkap Densus 88,” ujar Asep.
Mengutip pemberitaan tempo.co, para terduga teroris masih menjalani pemeriksaan intensif di Jakarta. Densus 88 masih enggan membeberkan identitas, dan barang yang disita dari penggeledahan kediaman para terduga selama di Papua.
Densus 88 juga masih mendalami rencana aksi para terduga. Namun, Asep memastikan delapan anggota JAD tersebut tidak sedang mengincar momentum perayan Natal dan Tahun Baru untuk melaksanakan aksi mereka.
“Masih kami dalami (rencana aksi para terduga). Penangkapan ini untuk antisipasi berbagai prediksi gangguan keamanan,” jelas Asep. (*)
Editor: Aries Munandar