Papua No. 1 News Portal | Jubi
Tarawa, Jubi – Seorang mantan presiden Kiribati, Anote Tong, berkata kompetisi antara dua tokoh utama negeri itu untuk merebut jabatan puncak di Kiribati dapat diputuskan oleh kebijakan luar negeri mereka terkait Taiwan dan Tiongkok.
Taneti Maamau dan Banuera Berina adalah dua orang mantan rekanan politik yang sekarang meminta pemilih mendukung mereka sebagai presiden dalam pemilu 22 Juni mendatang.
Anote Tong telah menjabat sebagai presiden selama lebih dari 12 tahun, ia pensiun pada tahun 2016.
Dia adalah seorang aktivis yang memperjuangkan penguatan upaya-upaya menghadapi perubahan iklim.
Namun, Tong berkata, beberapa isu lain bisa jadi akan menentukan arah pemilihan tersebut.
“Maamau telah menjadi presiden selama empat tahun, dan masa jabatannya itu akan dinilai oleh orang-orang saat pemilu mendatang. Tentu saja ada debat mengenai aliansi Tiongkok-Taiwan. Mengenai masalah itu juga, ada banyak pendapat publik tentangnya, dan saya percaya itu mungkin akan menjadi faktor penentu siapa yang menang,” tutur Tong.
Pemerintah Maamau telah mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke Tiongkok tahun lalu.
Sementara itu, Tong, yang juga seorang calon penerima Hadiah Nobel, menegaskan bahwa siapapun pemimpin negara itu berikutnya, harus memiliki pendekatan yang lebih baik mengenai isu perubahan iklim.
Menurutnya, pemerintah mengambil sikap lebih lemah terhadap isu ini, dan dia berharap kedua capres akan mengumumkan rencana dan solusi (terkait perubahan iklim) saat berkampanye.
“Isu telah dipolitikkan dan itu sangat disayangkan, tetapi mari kita bangun, dengarkan sains, dan mencari solusi. Sains tidak berubah, tetapi solusi dan pendekatan politik kita telah berubah.”
Tong juga mengakui bahwa kedua kandidat presiden itu adalah politisi berpengalaman yang sudah berbakti selama beberapa waktu. (RNZI)
Editor: Zely Ariane