Ini salah satu penyebab kematian pasien Covid-19 di Jatim tinggi

Papua
Penyerahan bantuan HEPA filter portable dan ventilator ke dua rumah sakit yakni RSUD Yowari - dok/satgascovidpapua

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Surabaya, Jubi –  Pangdam V Brawijaya, Jawa Timur Mayjen Widodo Iryansyah, mengatakan ada sejumlah rumah sakit yang memiliki alat bantu pernapasan ventilator, namun tak mampu mengoperasikannya terhadap pasien virus corona atau Covid-19. Hal itu menjadi salah satu sebab angka kematian di Jawa Timur belum bisa ditekan dengan optimal.

Read More

“Tadi pagi kami rapat dengan dr Krisna, ternyata ada beberapa penyebab yang membuat angka kematian kita belum bisa ditekan. Di antaranya beberapa rumah sakit ini punya ventilator tetapi, ventilatornya tidak ada yang mengamati,” kata Widodo, Rabu (22/7/2020).

Baca juga : URI Amerika bantu 70 ventilator buat Pemprov Papua

Angka kematian akibat Covid-19 nihil di Nabire

Perilaku pasien COVID-19 tak jujur dan kematian dokter di Surabaya

Widodo menyebut hal itu sebagai temuan temuan baru, meski ia tak merinci rumah sakit yang dimaksud, termasuk jumlah rumah sakit yang tak bisa mengoperasikan ventilator. Kondisi itu menjadi alasan dia akan meminta bantuan kepada Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan sejumlah universitas lainnya untuk memberikan bantuan ahli yang menguasai pengoperasian ventilator.

“Sehingga kita nanti bekerja sama dengan salah satu rumah sakit, mungkin nanti bisa dari Unair, atau dari universitas lainnya, minta untuk segera bagaimana cara mengoperasikan ventilator, karena ventilator cukup efektif untuk menyembuhkan pasien ini,” ujar Widodo menjelaskan.

Tercatat jumlah RS Rujukan pasien Covid-19 di Jatim hingga saat ini  mencapai 99 unit. Sedangkan kasus kumulatif positif virus corona di Jatim saat ini mencapai 18.828 per Selasa (21/7/2020), atau  bertambah 283 dari catatan sebelumnya. Dari jumlah itu pasien yang masih dirawat hingga kini ada sebanyak 7.302 atau 40,21 persen. Dari 18.828, ada 10.065 orang dinyatakan sembuh dan 1.461 meninggal dunia. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply