Papua No. 1 News Portal | Jubi
Pekanbaru, Jubi – Sebanyak 900-an pencari suaka yang mengungsi di Pekanbaru meminta segera dikirim ke negara penampung agar bisa hidup dan dapat bekerja dengan baik serta mendapatkan pendidikan yang layak terutama bagi anak-anak mereka. Namun begitu, Mereka butuh hidup layaknya manusia yang memiliki hak asasi untuk sekolah bagi anak-anak yang sudah lahir dan besar di Pekanbaru.
“Kami meninggalkan tanah air kami untuk mendapat keselamatan dan kelangsungan hidup. Terima kasih karena Indonesia bersedia menampung kami,” kata Hussain Nabavi perwakilan pengungsi Afghanistan, dikutip Antara Rabu, (12/1/2022).
Baca juga : Anak anak pencari suaka dihibur dengan buku
Nasib anak anak pencari suaka di Manus
Kapal pengangkut pengungsi Rohingya terombang ambing di laut Aceh
Ia menegaskan dirinya bersama ratusan pengungsi lain adalah manusia butuh penghidupan dan kehidupan yang baik layaknya sebagai warga negara yang utuh di suatu negara.
Aspirasi itu langsung disampaikannya kepada Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Pujo Harinto dan Perwakilan dari The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), Muhammad Rafqi.
Kepala Kanwil Kemenkumham Riau menyatakan simpati serta menampung semua aspirasi yang disampaikan Komunitas Pengungsi Afganistan tersebut.
“Kami akan membantu sesuai dengan tugas dan fungsi sebagai pengawas para Imigran. Segala aspirasi ini akan kami terima dan teruskan ke pemerintah pusat. Kami juga akan melakukan pengawasan dan evaluasi langsung ke community house untuk memastikan para pengungsi mendapatkan pemenuhan Hak Asasi Manusia,” ujar Pujo.
Perwakilan dari UNHCR Muhammad Rafqi, mengatakan berusaha memenuhi segala tuntutan yang disampaikan oleh Komunitas Pengungsi Afganistan di Pekanbaru.
Selain tempat tinggal, katanya, fasilitas kesehatan dan pendidikan, para pengungsi juga diberikan uang saku setiap bulannya.
Namun, untuk proses resettlement atau pemindahan ke negara ketiga butuh proses yang panjang. Ada banyak regulasi dan juga kesesuaian jumlah daya tampung negara tujuan yang menjadi pertimbangan.
“Saya berharap para pengungsi dapat bersabar dan menjaga sikap selayaknya tamu di Kota Pekanbaru yang telah bersedia menjadi tuan rumah. Hormati budaya setempat serta turut menjaga kondusivitas kota dengan tidak melakukan tindakan kriminal dan anarkis,” kata Rafqi. (*)
Editor : Edi Faisol