Ini penyebab relawan vaksin Covid-19 mundur dari uji klinis

papua, image Vaksin
Ilustrasi vaksin, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Sebanyak 17 relawan uji klinis fase ketiga vaksin virus Covid-19 Sinovac di Bandung, Jawa Barat, keluar atau drop out dari keikutsertaannya. Belasan orang itu tidak lagi menjadi objek penelitian untuk tahap berikutnya. Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 menegaskan 17 relawan yang mundur bukan disebabkan efek vaksinasi suntikan pertama namun ihwal lain.

Read More

“Memang ada yang drop out, tapi bukan karena reaksi vaksin. Tapi karena memang pindah bekerja, ada penyakit lain umpamanya tipes sehingga dia tidak bisa melakukan imunisasi kedua sehingga dia drop out,” kata Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari FK Universitas Padjajaran, Kusnandi Rusmil, Rabu (4/11/2020).

Baca juga : Ribuan Napi di daerah ini bakal jadi relawan vaksin Covid-19 

Vaksinasi antirabies targetkan 1.000 anjing di Kabupaten Jayapura

Pandemi Covid-19 pererat kerukunan umat beragama

Kusnandi merinci dari 17 relawan itu, tujuh diantaranya mundur karena pindah domisili dan tempat kerja. Sedangkan delapan lainnya karena sakit. Namun sekali lagi ia menegaskan mereka sakit bukan karena efek vaksinasi dalam masa uji coba.

Tercatat sudah ada 1.620 relawan yang mendapat suntikan pertama dan 1.650 relawan yang mendapat suntikan kedua. Ia menyatakan sejauh ini kondisi ribuan relawan baik-baik saja dan tidak ditemukan efek samping serius dari penyuntikan vaksin tersebut.

Direktur utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan uji klinis fase ketiga kandidat vaksin Sinovac di Bandung belum selesai.

“Sejauh ini juga tidak ditemukan indikasi yang bisa menghambat uji klinis,” kata Honesti.

Ia yakin proses pembuatan vaksin dapat berjalan sesuai harapan dan selesai pada 2021 mendatang.

“Kami harapkan dalam enam bulan ini akan segera menunjukkan hasil,” kata Honesti menegaskan.

Menurut Honesti kerja sama dengan FK Unpad serta melibatkan BPOM bisa menambah keyakinan Bio Farma mendapat hasil yang diharapkan. (*)

CNN Indonesia

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply