Papua No.1 News Portal
Jakarta, Jubi – Komika, Abdurrahim Arsyad mengkritik pembangunan di kawasan Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca yang selama ini menjadi salah satu alam hunian komodo. Arsyad yang juga berasal dari Larantuka, Nusa Tenggara Timur itu menyampaikan kritiknya dan diunggah di akun Instagramnya, Sabtu, (21/11/2020).
“Komodo dengan semen memang berteman dengan lama. Contohnya semen Kupang. Museum Kota Kupang dan di Straat A. Tapi kalau kalian mau bikin pembangunan yang tidak memperhatikan habitat komodo, ini yang tidak bisa,” kata Arsyad dalam videonya .
Baca juga : Video ini tampilkan kondisi komodo nyasar ke bangunan PLTD
Pembangunan ‘Jurassic Park’, Walhi : membahayakan ekosistem Komodo
Taman Komodo ditutup selama pembangunan ‘Jurassic Park’
Ia mempertanyakan maksud pemerintah melakukan pembangunan di Pulau Komodo. “Kalian mau bikin apa, mau bikin Straat A di sana? Kalau gitu sekalian bawa ama-ama di Pasar Oeba dan Bemo Lampu di sana,” ujar Arsyad menambahkan.
Bintang film Susah Sinyal ini mengatakan semua tahu satwa komodo masuk dalam tujuh keajaiban dunia karena menjadi salah satu binatang purba yang bisa bertahan hingga kini. Dia bisa bertahan karena konservasi bukan investasi. Dia bertahan karena alam bukan saham.
Menurut Arsyad masyarakat peduli Komodo selama ini punya tujuan saat memprotes pembangunan di Timur. Bukan semata memprotes pembangunan di Pulau Rinca yang mengganggu kelangsungan hidup komodo. “Kami stand up protes pembangunan di Timur itu biar kalian bikin rumah sakit dan sekolah di pelosok,” katanya.
Arsyad menyindir para investor yang getol hendak membuat wisata premium di Kawasan Taman Nasional Komodo yang tujuannya meraup untung banyak bukan demi pelestarian satwa langka itu. Menurut pemilik gelar magister pendidikan ini, komodo tak perlu yang aneh-aneh untuk hidup. (*)
Editor : Edi Faisol