Industri otomotif dunia mulai beroperasi

Mobil dinas Papua
Ilustrasi mobil dinas. dok/Jubi

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Sejumlah industri otomotif dunia mulai beroperasi, di antaranya produsen mobil Jerman, Mercedes-Benz yang mengumumkan mulai mengoperasikan pabrik-pabrik di seluruh dunia pada bulan Juni meski dilakukan secara bertahap.

Read More

Mercedes-Benz sebelumnya menghentikan produksi sejak April karena pandemik Covid-19. Sedangkan pabriknya  di China berhenti beroperasi pada Februari, sebelum kemudian penghentian secara masif, termasuk pabrik utamanya di Jerman, pada Maret lalu.

Baca juga : Industri China dapat pinjaman bunga rendah 

Tiga pekerja positif corona, Ford tutup pabrik di Spanyol

Polisi PNG mulai pencarian kendaraan APEC yang dicuri

Pertama, pada 20 April, pabrik mesin dan komponen di Jerman secara bertahap memulai kembali produksi, diikuti oleh pabrik perakitan mobil Mercedes-Benz. Situs produksi internasional Mercedes-Benz juga secara bertahap melanjutkan produksi secara paralel.

Dalam melanjutkan produksi dengan cara yang terkoordinasi, Mercedes-Benz melanjutkan produksi, termasuk mobil listrik, serta melayani penjualan di pasar terbesarnya di China, di mana perusahaan melihat peningkatan permintaan yang signifikan lagi.

“Bersama dengan seluruh tim, saya senang bahwa kami secara bertahap memulai kembali produksi kami dengan cara yang terkoordinasi,” Kata Jorg Burzer, direktur Mercedes-Benz AG untuk produksi dan manajemen pasokan, dikutip pada Minggu, (7/6/2020).

Ia menjelaskan prioritas utama industri yang ia kelola untuk lebih menahan penyebaran pandemi Covid-19 dan untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman bagi karyawan. “Termasuk pemasok dan penyedia layanan,” kata Jorg Burzer.

Sedangkan produsen mobil asal Jepang, Toyota, merangkul lima perusahaan China untuk mobil berbahan bakar hidrogen (Fuel Cell R&D/FCRD).

Kerja sama itu akan berwujud joint venture yang berpusat di Beijing dengan para mitra, antara lain FAW Group, Dongfeng Motor (DFM), Beijing Automotive (BAIC), Guangzhou Automobile (GAC) dan Beijing SinoHytec.

Toyota akan menjadi pemegang saham utama sebesar 65 persen dengan nilai investasi mencapai 46 juta dolar AS atau senilai Rp644,5 miliar. Adapun komposisi saham yang akan dimiliki para mitra antara lain SinoHytec 15 persen, FAW 5 persen, DFM 5 persen, GAC GROUP 5 persen, and BAIC GROUP 5 persen.

“FCRD mendukung FCEV untuk menciptakan mobilitas masyarakat berbasis hidrogen di China, dan dengan mempromosikan dan mengembangkan FCEV yang berkontribusi memecahkan masalah lingkungan termasuk mengurangi emisi CO2 serta polusi udara, dan memfasilitasi mobilitas yang lebih baik bagi masyarakat China,” kata Toyota dilansir laman resmi perusahaan.

Wakil Presiden FAW, Wang Guoqiang, menyatakan, FAW ingin memajukan teknologi bahan bakar hidrogen dan berkolaborasi dengan mitra yang mau berbagi visi guna menciptakan hubungan saling menguntungkan dengan semua pemangku kepentingan, sesuai prinsip pelestarian lingkungan global.

Sedangkan Pimpinan Ketua SinoHytec, Zhang Guoqiang, menyebutkan China memiliki banyak sumber daya energi yang dapat dikonversi menjadi hidrogen dan dengan pasar yang besar. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply