Ilmuwan di China mulai uji klinis tahap dua vaksin Covid-19

papua, image Vaksin
Ilustrasi vaksin, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Beijing, Jubi –  Institut Biologi Medis, Akademi Ilmu Kedokteran China (IMBCAMS), Minggu., (21/6/2020) kemarin menyebut sejumlah ilmuwan telah memulai uji coba vaksin tahap dua ke manusia. Uji coba ke manusia atau uji klinis bertujuan memeriksa keampuhan dan keamanan vaksin.

Read More

Tercatat belasan vaksin di berbagai dunia saat ini sedang menjalani pemeriksaan dan uji coba. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Covid-19 menyebar kian cepat dan dunia menghadapi tahapan yang baru dan berbahaya.

Meski demikian, belum ada uji coba vaksin yang dilakukan dalam skala luas, yang disebut juga uji klinis tahap tiga. Uji klinis tahap tiga merupakan proses penting yang harus dilalui sebelum vaksin mendapatkan izin untuk dijual.

Baca juga : AS tuduh peretas China curi penelitian Covid-19

Peneliti China sebut kecil kemungkinan penularan Covid-19 lewat sperma

Hidroksiklorokuin ternyata tak efektif sembuhkan pasien Covid-19

IMBCAMS memulai uji klinis tahap dua, Sabtu (21/6), untuk vaksin buatannya. Vaksin itu merupakan enam dari anti-virus buatan ilmuwan China yang masih diuji coba ke manusia. Uji tahap satu vaksin digelar sejak Mei, melibatkan sekitar 200 relawan, demikian kata IMBCAMS, Minggu, lewat media sosialnya.

Uji coba tahap kedua menentukan seberapa banyak dosis vaksin yang dibutuhkan. Tahapan itu juga memeriksa apakah vaksin dapat mempengaruhi sistem imun orang yang sehat dengan aman.

IMBCAMS mengatakan pihaknya berencana menggunakan pabrik yang khusus dibuat untuk memproduksi vaksin SARS-CoV-2, virus corona jenis baru penyebab Covid-19, guna mengamankan persediaan vaksin di China ke depannya.

Mulai akhir 2020, sejumlah orang dengan kebutuhan khusus dapat menerima suntik vaksin buatan tersebut jika mendesak, kata Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular China, bulan lalu.

Covid-19 yang pertama kali ditemukan di China pada akhir 2019, saat ini telah menjangkit 8,81 juta orang di seluruh dunia serta menewaskan lebih dari 460 ribu orang. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply