Papua No.1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi – Penjualan ikan asar masih bertahan dengan harga tinggi di Pasar Pharaa, Sentani. Kondisi itu telah berlangsung sebelum Natal lantaran tangkapan nelayan menurun.
“Harga lagi naik karena ikan sedikit. Biasa yang sepotongnya hanya Rp35 ribu-Rp50 ribu, sekarang harganya Rp70 ribu,” kata Maniani, pedagang ikan asar di Pasar Pharaa kepada Jubi, Jumat (3/1/2020).
Maniani membeli seekor tuna seharga Rp400 ribu dari nelayan. Ikan tersebut diiris hingga menjadi 10 potong untuk diasapkan atau asar. Sepotong ikan asar tersebut kemudian dijualnya kembali seharga Rp70 ribu-Rp80 ribu.
“Kami hanya dapat (membeli) sedikit. Kalau dari nelayan (harga ikan) sudah mahal, kami sudah tidak bisa beli lagi,” ujar perempuan berusia 70 tahun tersebut.
Dia melanjutkan musim ombak besar membuat tangkapan nelayan berkurang sehingga ikan menjadi langka dan mahal di pasaran. “Tergantung nelayan punya nasib saja. Kalau nelayan dapat banyak (ikan), berarti yang masuk (dijual) di pasar juga banyak. Kalau nelayan dapat sedikit (ikan), harganya naik.”
Selain tuna, Maniani juga mengolah ikan asar dari jenis lainnya, seperti ekor kuning, dan cakalang. Pada hari-hari sebelumnya, ekor kuning dibelinya seharga Rp200 ribu seekor, dan cakalang seharga Rp25 ribu seekor.
Lantaran harga ikan kian melonjak, ibu dari empat anak tersebut membatasi pembeliannya. “Karena harganya naik, saya ambil (beli) 4-10 ekor (cakalang) saja. Itu habis (terjual) dalam dua hari.”
Kondisi berbeda dialami pedagang ikan laut segar. Mereka mengaku tidak ada kenaikan harga ikan sejak awal Desember silam, yakni tetap Rp40 ribu sepotong.
“Harga jualnya masih normal saja. Sejak (saat menjelang) Natal juga tidak ada kenaikan sama sekali,” kata Ari, pedagang ikan segar di Pasar Pharaa.
Dia mengatakan harga tetap normal karena stok ikan cukup melimpah dari nelayan. Saat ini banyak nelayan mengunakan kapal besar sehingga hasil tangkapan mereka bisa lebih banyak. Aktivitas penangkapan ikan juga tidak lagi bergantung sepenuhnya terhadap kondisi cuaca di laut.
“Dahulu nelayan pakai kapal kecil jadi sedikit mereka dapat (ikan.) Sekarang ini, mau (kondisi) cuaca baik, bulan terang kah itu, nelayan tetap dapat ikan. Mereka pakai perahu (kapal) besar-besar, jadi,” jelas Ari. (*)
Editor: Aries Munandar