Hujan dan banjir, cabai membusuk, petani merugi

Sujianto saat memanen cabai di kebunnya, yang sebagian rusak akibat hujan dan banjir - Jubi/Yance Wenda
Sujianto saat memanen cabai di kebunnya, yang sebagian rusak akibat hujan dan banjir – Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Hujan yang turun terus menerus selama beberapa waktu terakhir, kadang disertai angin, membuat petani cabai di Yahim Sentani gagal panen dan merugi.

Read More

“Karena hujan dan angin bikin tanaman rusak semua, rica banyak yang busuk, jadi hanya panen sedikit saja,” kata Sujianto, saat ditemui Jubi di kebunnya di Yahim, Jumat (15/2/2019).

Petani asal Jawa Timur ini menjelaskan 30 bedeng tanaman cabai yang dia tanam, juga sempat terendam banjir, yang membuat hasil panen tidak seperti yang diharapkan.

“Tanaman rica rusak karena sempat banjir, air sungai meluap dan sampai masuk ke kebun, jadi panen tidak bagus,” ucapnya.

Sujianto menjual cabai hasil kebunnya di Pasar Pharaa Sentani. Di pasar tersebut, ia sudah mempunyai pedagang langganan.

“Saya jualannya di Sentani saja, tidak sampai ke Abepura, soalnya kalau berpindah-pindah, langganan itu susah, nanti kita malah rugi. Kalau ada langganan itu bagus, harga naik atau turun, mereka tetap ambil,” jelasnya.

Akibat panen yang kurang bagus, Sujianto mengaku mengalami kerugian.

“Jelas rugi, soalnya modal yang saya keluarkan tidak sebanding dengan pemasukan. Untuk menanam cabai 30 bedeng ini saya keluar modal Rp 20juta lebih,” kata Sujianto, tanpa menyebutkan secara rinci, berapa kerugian yang harus dia tanggung.

Seorang pedagang di pasar Pharaa Sentani, Nida, mengatakan stok cabai cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.

“Saya selain membeli rica lokal. Kadang juga ambil rica impor, tapi hanya untuk memenuhi kebutuhan pembeli saja,” kata Nida.

Nida menjelaskan saat ini harga cabai memang sedang mahal.

Rica memang lagi mahal, saat ini saya jual per kilo Rp 35ribu,” ucapnya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply