Papua No. 1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Hingga Februari 2019, ada delapan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Nabire. Namun semua pasien sudah dinyatakan sembuh dan sudah lepas dari peawatan medis.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang P2M Dinkes Nabire, dr. Frans Sayori, kepada Jubi di Nabire, Kamis (14/2/2019).
Delapan kasus DBD tersebut ditangani di beberapa unit layanan kesehatan, antara lain Puskesmas SP 3 menangani tiga kasus, Puskesmas Nabarua tiga kasus, Puskesmas Karang Mulia dan Puskesmas Sanoba masing-masing satu kasus.
“Langkah-langkah yang sudah kita lakukan untuk pencegahan adalah melakukan sosialisasi dan koordinasi lintas sektor, serta yang terpenting adalah bersih lingkungan karena DBD berhubungan dengan lingkungan yang kotor, apalagi saat ini sedang musim hujan,” jelas dr Sayori.
Dihubungi terpisah via selulernya, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua, Yamamoto Sasarari, mengatakan hingga Februari 2019, tiga kabupaten di Papua dinyatakan tertinggi terkait kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Tiga kabupaten tersebut adalah Biak Numfor, 40 kasus dua di antaranya meninggal dunia, Merauke 41 kasus, dan Kota Jayapura 22 kasus.
“Hal ini disebabkan karena faktor hujan. Banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk,” ujarnya.
Selain tiga wilayah itu, kata Sasarari, kasus DBD juga dilaporkan di Mimika dan Asmat masing-masing 11 kasus, Nabire 8 kasus, Sarmi 1 kasus, dan Keerom 4 kasus.
“Sementara kabupaten lain belum ada laporan,” katanya.
Sasarari menambahkan pihaknya telah melakukan langkah-langkah dengan menyampaikan kepada Dinkes kabupaten/kota untuk terus melakukan kewaspadaan DBD. Juga kepada kabupaten/kota yang terdapat kasus DBD, agar melakukan PSN 3M Plus dan perlu adanya juru pemantau jentik ke rumah warga.
“Selain itu, mendorong logistik ke kabupaten/kota seperti malation, abate, dan RDT (Tes Diagnosa Cepat) DBD. Dan segera menangani pasien yang dicurigai DBD secepatnya, agar tidak terjadi korban meninggal dunia,” ujarnya.
PSN 3M Plus adalah sebuah gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan melakukan 3M Plus, yakni 1) Menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, dan penampung air lemari es; 2) Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, dan toren air; 3) Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.
Plus-nya yaitu kegiatan pencegahan DBD lainnya, seperti 1) Menaburkan bubuk larvasida (lebih dikenal dengan bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk; 3) Menggunakan kelambu saat tidur; 4) Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk; 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. (*)
Editor: Dewi Wulandari