Hilangkan trauma, masyarakat Olenki di Kabupaten Puncak bakar batu “inogur wakwi”

Foto ilustrasi bakar batu. - Jubi/Dok
Foto ilustrasi bakar batu. – Jubi/Dok

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Masyarakat Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua,  pada Selasa (24/9/2019) menggelar acara bakar batu “inogur wakwi” atau bakar batu untuk menghilangkan serta membunuh rasa takut dan trauma. Bakar batu inogur wakwi itu digelar untuk memulihkan rasa aman warga Kampung Olenki pasca operasi aparat keamanan mengejar kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat pimpinan Goliat Tabuni di sana.

Read More

Kepala Distrik Distrik Ilaga Utara, Yomi Elantotogan mengatakan situasi di Distrik Ilaga Utara berangsur membaik setelah aparat keamanan menghentikan operasi pengejaran itu. “[Karena itu] hari ini masyarakat  Kampung Olenki melakukan pesta bakar batu inogur wakwi,” kata Elantotogan saat dihubungi Jubi melalui sambungan telepon pada Selasa (24/9/2019).

Yomi Elantotogan mengatakan, bakar batu itu mendapat bantuan empat ekor babi dari dirinya dan tokoh masyarakat yang berasal dari Ilaga Utara, Yakob Labene. Labene saat ini menjabat sebagai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Intan Jaya.  “Saya membeli tiga ekor babi, dan Pak Dewan beli satu ekor babi. Kini masyarakat sedang bakar batu, setelah sebelumnya sempat melarikan diri masuk ke hutan, menghindari operasi aparat keamanan,” kata Elantotogan.

Elantotogan mengatakan, dalam budaya orang Lani, upacara bakar batu penting untuk memulihkan rasa aman masyarakat adat Lani yang baru kembali dari pengungsian. Selama operasi aparat keamananan di Distrik Ilaga Utara, para warga sipil itu meninggalkan rumah, mengungsi ke tempat yang jauh ke dalam hutan, dan bertahan hingga beberapa waktu.

Elantotogan mengatakan selama operasi aparat keamanan di Kabupaten Puncak sejak Agustus lalu, sejumlah tiga warga tewas, dan tujuh orang lainnya terluka. “Dua hari Lalu Kapolres Puncak Jaya dan Dandim Puncak Jaya sudah datang ke kampung-kampung di Distrik Ilaga Utara,” katanya.

Setelah para pengungsi berangsur-angsur kembali ke permukimannya masing-masing, rasa trauma masih menghinggapi para warga sipil itu. Bakar batu inogur wakwi diharapkan dapat membangun rasa aman para pengungsi, dan membangun kepercayaan diri mereka lagi.

“Fungsi dari bakar batu untuk memberikan makanan kepada masyarakat tersebut. Sekaligus untuk menghilangkan rasa takut dan traumatis yang berkepanjangan, menghilangkan ketakutan,  tekanan psikologis. Untuk memulihkan kondisi mereka, biasa dilakukan pesta bakar batu dan makan bersama,” katanya.

Operasi pengejaran kelompok bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat oleh aparat keamanan berdampak terhadap warga sipil di Kabupaten Puncak. Pada 17 September lalu, sejumlah tiga warga sipil tewas tertembak, dan empat lainnya terluka dalam insiden di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Puncak.

Pada Sabtu (21/9/2019) Kantor berita Antara melansir pernyataan Direktur Reskrim Polda Papua Kombes Tony Harsono yang menyatakan polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara di Kampung Olen. Polisi menyatakan insiden itu terjadi dalam baku tembak antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata. “Kami segera melakukan olah tempat kejadian perkara insiden itu,” kata Toni tanpa mau menyebutkan kapan olah TKP dilaksanakan.(*)

Editor: Aryo Wisanggeni G

Related posts

Leave a Reply