Hari Kebangkitan masyarakat adat digelar serentak di 15 tempat

papua, masyarakat adat, kabupaten jayapura
Tarian masyarakat adat pada peringatan hari kebangkitan masyarakat adat di Nimboran. Jubi / Engel Wally

Papua No.1 News Portal

Sentani, Jubi – Peringatan hari Kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura yang diselenggarakan secara serentak di 15 tempat, tiga di antaranya diacarakan secara virtual, salah satunya di Kampung Kleblou Distrik Sentani Timur.

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan, tujuh tahun kebangkitan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura, menunjukkan banyak perubahan dan peningkatan dari waktu-waktu sebelumnya.

Read More

Dikatakan, perayaan  saat ini dilaksanakan dalam bentuk ibadah syukur, karena Injil harus menjadi bagian terpenting dan kekuatan bagi adat itu sendiri.

” Tidak perlu ada gerakan tambahan lagi di dalam adat dengan kebiasaan yang tidak memuliakan Tuhan,” ujar Bupati Awoitauw saat ditemui di Sentani. Sabtu (24/10/2020).

Menurutnya, masyarakat adat kalau sudah pegang Injil sebagai kekuatan hidup mereka. Maka yang dipercaya adalah Tuhan sebagai sumber segala berkat bagi kehidupannya. Kita tidak lagi menoleh kebelakang dengan hal-hal yang terbelakang lagi, karena hari ini semua orang berlomba-lomba untuk menjadi yang terkemuka dan terbaik.

” Adat, gereja dan pemerintah adalah tiga pilar didalam satu tungku. Kami akan terus bergandengan tangan dengan pihak adat dan gereja untuk membangun kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik,” jelasnya.

Sementara itu, Origenes Kaway, salah satu tokoh adat di Kabupaten Jayapura memberikan apresiasi terhadap Pemerintah Daerah. Karena senantiasa memberikan perhatian kepada masyarakat adat.

Origenes juga mengatakan, dimasa pandemi Covid-19 saat ini, masyarakat adat diarahkan untuk kembali mengelolah potensi sumber daya alam mereka dan ini langkah penyelamatan yang sangat baik bagi masyarakat.

” Ini tahun ketujuh, perhatian pemerintah akhir-akhir ini lebih banyak kepada kepentingan masyarakat adat di setiap kampung. Baik pembangunan, ekonomi kerakyatan dan juga pemenuhan kebutuhan lain, apalagi dimasa pandemi Covid-19 saat ini,” (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply