Harga ikan di ‘pasar kaget’ Doyo Baru masih mahal

Aktivitas jual beli di ‘pasar kaget ‘ dekat Mapolres Jayapura di Doyo Baru, Distrik Waibhu - Jubi/Yance Wenda
Aktivitas jual beli di ‘pasar kaget ‘ dekat Mapolres Jayapura di Doyo Baru, Distrik Waibhu – Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Meski sudah relatif turun jika dibanding satu-dua bulan lalu, harga ikan laut di ‘pasar kaget’ dekat Mapolres Jayapura di Doyo Baru, Distrik Waibhu, masih relatif mahal.

Read More

Oko, penjual ikan ‘pasar kaget’ Doyo Baru, mengatakan saat ini harga ikan relatif turun dibanding beberapa bulan Desember dan Januari, dimana harga ikan melambung karena nelayan tidak melaut karena cuaca di laut yang kurang bersahabat.

“Sekarang harga ikan sudah turun, tidak seperti kemarin-kemarin yang sempat naik cukup tinggi,” ucapnya, saat ditemui Jubi, awal pekan ini.

Dalam sehari Oko bisa membawa 2-3 ember ikan, baik ikan ukuran kecil maupun ikan ukuran besar.

“Ikan ukuran sedang, satu tumpuk 6 sampai 7 ekor, harganya Rp 35ribu. Yang sedang mahal sekarang itu ikan ekor kuning, satu potong kena Rp 30ribu, tergantung penjualnya saja,” kata Oko.

Oko menjelaskan meski sudah turun namun harga ikan masih relatif mahal karena faktor cuaca saat ini yang hujan dan angin kencang, membuat nelayan susah mendapatkan ikan.

“Karena sekarang lagi musim angin jadi nelayan susah dapat ikan yang besar-besar, paling kecil seperti yang lagi saya jual ini,” katanya.

Oko hanya berjualan di pasar itu sore hari saja. Kondisi sepi pembeli, membuat Oko susah memastikan berapa besar pendapatannya dalam sehari.

“Pendapatan tidak tentu soalnya semua jual ikan, kalau dapat juga itu rezeki soalnya dalam sehari bawa 2-3 ember tidak habis semua,” jelas Oko.

Penjual lainnya, Ki Yusuf, mengatakan harga ikan sekarang masih relatif mahal dan belum normal.

“Yang tumpuk ini kena Rp 50ribu, isinya tujuh ekor, kalau yang sedang atau kecil Rp 25-35ribu,” katanya sambil menunjuk ikan dagangannya.

“Mungkin faktor cuaca kah jadi ikan mahal, kami penjual hanya tahu jual kalo soal ukur angin dan ukur ombak itu mereka orang nelayan, ” kata Ki Yusuf sambil tersenyum. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply