Papua No.1 News Portal | Jubi
Nabire, Jubi – Gubernur Papua, Lukas Enembe, secara spontan merekomendasikan Mery C. Yoweni sebagai calon peraih Kalpataru tahun 2021. Menurut Enembe, Yowenei telah layak mendapatkan rekomendasi secara individu berdasarkan sejumlah usaha yang dikembangkannya selama lima tahun belakangan.
“Ibu Mery Yoweni punya usaha luar biasa. Calon pemegang Kalpataru tahun 2021, Pemerintah Provinsi Papua merekomendasikan Ibu Mery, satu-satunya perempuan Papua yang ikut dalam ajang ini,” ujar Enembe, saat tatap muka di Pantai Monalisa Nabire, Selasa (21/9/2021).
Menurut orang nomor satu di Papua ini, Mery Yoweni mampu menerjemahkan visi dan misinya seperti bangkit dari keterpurukan pertanian dan bisnis di atas tanah ini.
“Ibu Mery mampu menyuplai gaharu ke enam kabupaten di Papua. Ini sangat luar biasa sekali,” ujarnya.
Enembe mengajak semua kalangan Orang Asli Papua (OAP) harus mengolah tanah dan hidup dari tanah itu. Jika tidak, maka percuma saja disebut anak tanah.
“Kalau orang asli Papua tetapi tidak punya pekerjaan mengolah tanah, omong kosong saja hidup di Tanah Papua. Belajarlah dari Ibu Mery. Percuma mengaku anak tanah tanpa mengolah kekayaan alam yang ada,” ucapnya.
Ia menegaskan, orang tua hanya akan mewariskan kepada anaknya dua saja yakni tanah dan tanaman.
“Karena itu jaga tanah baik-baik dan lindungi semua sumber daya alam termasuk tanaman,” katanya.
Calon pemegang Kalpataru tahun 2021 dari Papua, Mery C. Yoweni, mengatakan kunjungan Gubernur Papua untuk memberikan dukungan kepadanya sebagai salah satu petani, juga sebagai salah satu calon pemegang Kalpataru asal Provinsi Papua.
“Untuk Pemerintah Provinsi Papua terutama Bapak Gubernur Papua saya ucapkan banyak terima kasih sudah datang ke Nabire, lebih khusus lagi di tempat pembibitan. Kami mohon dukungan sebesar-besarnya untuk saya petani ini,” kata Yoweni.
Ia memulai pembibitan gaharu sejak 2016, dan gaharu adalah salah satu tanaman endemik Papua selain masoi dan lainnya.
“Jadi saya berpikir bahwa modal milik orang Papua itu hanya dua yakni tanah dan laut. Apa yang Tuhan berikan terhadap kita itulah yang kita kembangkan.”
Ia berharap OAP bisa mengelola tanahnya masing-masing dan untuk pemuda-pemudi Papua yang belum bekerja di kantor, bisa melirik petani sebagai salah satu profesi terbaik.
“Kalau hal lain kita bisa tunda, tetapi soal makan kita tidak bisa tunda. Makan harus dari kebun sendiri. Jadi saya melakukan ini dalam skala yang lebih besar. Artinya bahwa semua orang Papua bisa melakukan itu karena kita punya 10 jari, ini modal,” katanya. (*)
Editor: Kristianto Galuwo