Papua No. 1 News Portal | Jubi
Ternate, Jubi – Festival Moti Veerbond 2019 di Kecamatan Moti, menjadi ajang mengenang kembali sejarah empat Kesultanan Ternate pada tahun 1322 masehi. Agend budaya itu mempunyai makna membangun nilai-nilai dan spirit persatuan dan perdamaian dalam sejarah Moti Veerbond.
“Pelaksanaan Festival Moti Veerbond dilakukan untuk mengenang kembali peristiwa yang terjadi tepatnya 697 tahun lalu,” kata Walikota Ternate, Burhan Abdurahman, Senin, (29/4/2019).
Baca juga : Umat Hindu di Jayapura gelar Festival Ogoh-Ogoh
Dinas Perkebunan berharap tahun ini ada festival kopi
Edukasi makanan sehat dan bergizi di festival vegetarian Biak
Burhan menyebutkan festival itu bemakna membangun nilai-nilai dan spirit persatuan dan perdamaian dalam sejarah Moti Veerbond. “Serta dimanifestasikan kembali dalam sebuah festival yang memadukan antara unsur sejarah, budaya dan potensi alam pulau Moti,” ujar kata menambahkan.
Menurut dia, festival mengungkap kembali empat kesultanan di kawasan setempat. Meliputi Sultan Ternate, Sultan Tidore, Sultan Jailolo dan Sultan Bacan yang berkumpul di Pulau Moti untuk membentuk suatu persekutuan dan membangun kesadaran tentang pentingnya sebuah kolaborasi, persekutuan yang kemudian dikenal dalam catatan sejarah Moloku Kie Raha sebagai konfederasi Moti Veerbond.
Baca juga : Festival Noken momentum selamatkan hutan Papua
Kampanye lingkungan lewat Festival Cycloop
Kampanye lingkungan lewat Festival Cycloop
Festival budaya itu menjadi agenda pariwisata bernuansa sejarah yang dipahami para sultan dari empat kesultanan di Maluku Kieraha bersepakat melakukan suatu peristiwa besar dalam menegakkan persatuan dan kesatuan.
“Dengan festival Moti Veerbond ini kita mengingat kembali peristiwa itu dan akan seterusnya dijadikan festival Moti Veerbond ini sebagai agenda pariwisata tahunan pemerintah kota Ternate,” kata Burhan menjelaskan. (*)
Editor :Edi Faisol