Papua No. 1 News Portal | Jubi
Tulungagung, Jubi – Sebanyak enam warga desa di Tulungagung, Jawa Timur, diduga terinfeksi bakteri antraks dari hewan sapi, mereka sempat dirawat di rumah sakit meski sudah diperbolehkan pulang. Mereka yang diperkirakan tertular dari sapi, menyusul kematian puluhan hewan ternak di desa itu, hanya diberikan antibiotik dari dokter.
“Mereka tidak diisolasi tapi kami edukasi untuk melakukan ‘personal higiene’,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung Didik Eka, Minggu, (6/6/2021).
Baca juga : Penjelasan ilmiah daerah ini sering terjadi kasus antraks
Waspadai antraks, daerah ini larang konsumsi daging hewan sakit
Didik mengakui penyakit antraks sangat menular dan berbahaya. Penyebabnya adalah bakteri jenis Bacillus anthracis yang biasa menyerang hewan. Namun, Didik menambahkan, penyakit bisa dikendalikan sepanjang telah diberikan antibiotik secara rutin, minimal 20 hari sejak penyakit mulai diterapi pengobatan di bawah panduan dan pengawasan dokter.
“Tracing (penelusuran) ke warga sekitar juga sudah kami lakukan, sejak pertama kasus ini mulai ditemukan pada Rabu (2 Juni 2021) lalu, dengan cara melakukan kunjungan langsung dari rumah ke rumah warga,” kata Didik menambahkan.
Hasilnnya belum ada laporan tambahan kasus baru ditemukan. Namun ketugas kesehatan saat ini memilih aktif melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap pasien/penderita dengan mendatangi ke rumah-rumah mereka yang berlokasi di Dusun Toro, Desa Sidomulyo.
Kasus antraks di Tulungagung juga sudah menjadi perhatian khusus Dinas Peternakan Jawa Timur dan Kementerian Pertanian. Tim khusus dari Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta juga telah didatangkan ke lokasi.
Sampel organ dalam ternak yang mati, tanah area pembuangan kotoran ternak di lingkungan yang terkontaminasi sudah diambil untuk diperiksa. Sampel darah dan area kulit warga yang mengalami gejala kulit melepuh berbentuk cincin dengan warna gosong di tengah yang cirinya sangat mirip penyakit antraks.
Untuk sampel dari organ, kotoran dan tanah kandang yang terkontaminasi, Balai Veteriner Wates Yogyakarta sudah mengkonfirmasi bahwa penyebab kematian sejumlah ternak sapi di Desa Sidomulyo karena bakteri antraks. Namun untuk sampel luka kulit warga, saat ini masih diteliti. “Semoga pekan ini, Insya Allah Kamis (10 Juni 2021) hasilnya sudah keluar dan kami terima,” katanya. (*)
Editor : Edi Faisol