Empat korwil mahasiswa pegunungan tengah Papua di Bandung sambut maba

Mahasiswa baru di kota studi Bandung - Jubi/dok pribadi 
Mahasiswa baru di kota studi Bandung – Jubi/dok pribadi

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Empat koordinator wilayah (korwil) mahasiswa pegunungan tengah Papua, meliputi Jayawijaya, Tolikara, Lanny Jaya, dan Mamberamo Tengah di kota studi Bandung, menggelar kegiatan penyambutan mahasiswa baru (maba) angkatan 2019/2020.

Read More

“Kegiatan penyambutan maba ini  berlangsung selama tiga hari, Jumat sampai Minggu,” jelas Frangky Gombo, selaku ketua panitia penyambutan mahasiswa baru tahun ajaran 2019/2020, kepada Jubi melalui WhatsApp, awal pekan.

Franky menjelaskan kegiatan ini berlangsung di villa Argapuri, Gamboeng, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

“Peserta semau ada delapan orang, dari Korwil Jayawijaya dua orang laki-laki, Korwil Mamteng satu orang, dua orang laki-laki dan satu perempuan, dan Korwil Tolikara dua orang laki-laki,” tutur Franky.

Selama tiga hari kegiatan berlangsung di villa Argapuri Gamboeng, para mahasiswa baru ini digembleng dengan berbagai materi dan game.

“Dalam kegiatan itu ada materi, game, post to post, perendaman, api unggun, penyerahan mahasiswa-mahasiswi baru dari panitia ke masing-masing pengurus korwil, dan makan bersama sekaligus penutupan,” jelas Franky.

Ia juga menjelaskan tujuan diadakan kegiatan ini agar mahasiswa dapat saling mengenal satu sama lain.

“Tujuan dari kegiatan ini untuk bagaimana mereka menjalin komunikasi, menjaga keharmonisan antar korwil, memupuk kekompakan, kebersamaan, serta kekeluargaan dalam menempuh pendidikan di kota studi Bandung Jawa Barat dan juga saling mengenal antara satu sama lain, tidak memandang dari suku, bahasa, dan budaya. Agar kami pun selalu kompak selama menempuh pendidikan di kota studi Bandung,” jelasnya.

Mewakili mahasiswa senior, Abraham Kosay, mengatakan generasi yang ada adalah mereka yang tersisa, untuk itu buang gengsi dan jalan hari searah sebagai anak rantau.

“Tidak ada perbedaan antara kami. Kami adalah orang-orang tersisa dan kita adalah satu yaitu Papua, generasi penerus untuk Papua lebih baik ke depan,” katanya.

Sebagai senior akan selalu ada bersama-sama dengan adik-adik dalam suka dan duka selama di bangku perkuliahan.

“Kami sebagai senior adalah orangtua bagian dari adik-adik. Kami sebagai senior tetap di belakang akan terjadi apa-apa tetap di belakang dan akan mendukung dalam hal apapun. Dalam perkuliahan dalam organisasi dan lain-lain tetap bersama-sama. Dalam hal menempuh pendidikan di kota studi Bandung, Yang jelas susah senang akan bersama-sama,” kata Kosay. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply