Papua No.1 News Portal | Jubi
Jakarta, Jubi – Seorang pria di Mesir membakar diri sendiri sebagai bentuk protes terhadap dugaan korupsi di negaranya. Pria bernama Mohammed Hosni itu merekam dirinya sendiri saat berjalan kaki di sepanjang jalan menuju Tahrir Square, Kairo.
Ia mengenakan jas dan dasi berteriak-teriak sebelum membakar pakaiannya yang direkam dalam video berdurasi 20 menit dan disiarkan secara langsung di Facebook.
“Orang-orang di negaraku, negara terkaya di dunia, negara terbaik di dunia … dipegang oleh pencuri. Mereka semua korup, semuanya pencuri,” kata Hosni mengacu pada elite penguasa negaranya, Kamis, (12/11/2020).
Baca juga : Kondisi korupsi di Samoa
Kejaksaan Brasil perkarakan putra presiden Bolsonaro, dugaan korupsi
Korupsi, paman Raja Yordania dihukum sembilan tahun kurungan
Warga dan petugas keamanan yang melihat aksi bakar diri Hosni bergegas untuk memadamkan api. Hosni pun berhasil diselamatkan dan ia kini harus dirawat di sebuah rumah sakit.
Belum ada komentar resmi dari otoritas terkait insiden yang terjadi pada Kamis kemarin. Namun petugas keamanan yang menolak disebutkan namanya, mengatakan Hosni baru bebas dari penjara. Namun tidak ada keterangan lebih lanjut yang ia sampaikan. Belum ada konfirmasi pula terkait tuduhan ini.
Sumber Aljazeera di direktorat keamanan Kairo mengatakan Hosni kini dalam pengawasan ketat di rumah sakit. Kepada para petugas dia mengatakan bekerja di Organisasi Audit Pusat Mesir.
Petugas keamanan menuduh organisasi terlarang Ikhwanul Muslimin memanfaatkan Hosni. Namun dalam videonya, Hosni mengatakan dia bukan anggota organisasi tersebut.
Pihak berwenang telah menangkap ribuan anggota Ikhwanul Muslimin sejak Presiden Mohamed Morsi dikudeta pada 2013. Namun kelompok selalu membantah memiliki kaitan apa pun dengan berbagai kekerasan yang terjadi. Meski demikian pihak berwenang Mesir menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi “teroris”.
“Ikhwanul Muslimin yang teroris mengeksploitasi salah satu anggotanya yang bermasalah secara psikologis, memaksanya untuk membakar pakaiannya dalam upaya untuk menimbulkan kekacauan,” kata sumber keamanan.
Keamanan di Tahrir Square, tempat demonstrasi massa yang menggulingkan mantan Presiden lama Hosni Mubarak pada tahun 2011, diawasi dengan ketat.
Pihak berwenang juga menekan tindakan protes publik di tengah penindasan terhadap masyarakat sipil dan kebebasan berbicara di bawah Presiden Abdel Fattah el-Sisi, yang mengambil alih kekuasaan pada 2013 setelah penggulingan Morsi.
Puluhan rakyat Mesir yang blak-blakan telah diasingkan atau dipenjara dalam beberapa tahun terakhir, termasuk aktivis, pengacara, dan jurnalis terkemuka. (*)
Editor : Edi Faisol