TERVERIFIKASI FAKTUAL OLEH DEWAN PERS NO: 285/Terverifikasi/K/V/2018

Para perempuan penunggang motor bermunculan di Mesir

Papua, sepeda motor
Ilustrasi, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi Para perempuan di Mesir mulai hobi menunggang motor di Mesir. Di antaranya Dina Wassef, yang dikenal sebagai perempuan pengendara motor pertama di negara itu. Kehadiran Dina itu memancing lahirnya sejumlah kelompok kaum hawa pengendara motor di negeri piramid itu.

Tercatat, dengan populasi 104 juta jiwa, Mesir merupakan negara konservatif dengan sangat sedikit perempuan pengendara motor. Budaya di Mesir membuat wanita tak bisa melakukan beberapa hal di ruang publik seperti mengendarai motor dan sepeda.

Sedangkan akir-akhir ini muncul kelompok-kelompok yang mendorong dan mengajari perempun mengendarai berbagai jenis motor. Sebut saja Let’s Scoot, sebuah gerakan motor untuk wanita di Alexandria, dibentuk pada 2014 dengan misi mengajari wanita naik skuter. Sedangkan kelompok Dina Wassef, Egyptian Women Riders Club, mendorong perempuan untuk touring keliling Mesir naik motor.

Maggie Mamdouh, instruktur motor di Kairo, mengatakan salah satu alasan utama wanita berkendara dengan motor karena kemacetan lalu lintas. “Motor dan skuter adalah cara cepat dan murah untuk berpergian karena Mesir itu macet,” kata Maggie.

Baca juga : Mantan MP perempuan pertama Vanuatu meninggal dunia

Ini penyebab Polandia keluar dari konvensi perlindungan perempuan Eropa

Polisi Italia bongkar sekte seks penyiksa perempuan dan anak-anak

Berdasarkan laporan World Bank, volume lalu lintas sekitar 3 ribu hingga 7 ribu kendaraan per jam di kota-kota besar Mesir, seperti Kairo, Giza, dan Qalyub. Kemacetan disebabkan manajemen lalu lintas dan jaringan jalan yang buruk. Akibatnya, perjalanan membutuhkan waktu dua kali lebih lama.

Maggie menyatakan perempuan seperti dirinya memilih skuter dan sepeda karena mudah untuk dikendarai di tengah kemacetan, bahkan lebih cepat dari mobil. “Dengan skuter, aku bisa sampai ke tujuan setengah jam sebelum mobil jika ada kemacetan dan di jam sibuk,”  kata Meggie menambahkan.

Menna Farouk, co-founder Dosy, start-up kursus sepeda dan motor, mengatakan makin banyak wanita yang ingin belajar naik motor di Mesir. Dia mendirikan Dosy pada 2019 bersama saudaranya setelah menyadari Mesir kekurangan instruktur wanita untuk mengajari berkendara di Kairo.

“Kami mendirikan platform ini untuk merekrut perempuan sebagai instruktur,” ucap Farouk.

Dengan 15 orang instruktur di Kota Alexandria dan Kairo, Dosy menawarkan tarif kursus, mulai 300 pound Mesir atau Rp 280 ribu hingga 1.800 pound Mesir atau sekitar Rp 1,6 juta.

Pada pertama Dosy beroperasi, ada 300 wanita mendaftar kursus mengendarai motor. Sejak saat itu Dosy telah melatih 1.000 wanita. Meskipun jumlah wanita peminat motor meningkat, pemandangan wanita naik motor masih dianggap aneh di Mesir.

“Salah satu tujuan kami adalah mematahkan stereotipe perempuan dan motor. Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa perempuan bebas melakukan apa yang mereka inginkan,” ujar Menna Farouk. (*)

Editor : Edi Faisol

 

 

Baca Juga

Berita dari Pasifik

Loading...
;

Sign up for our Newsletter

Dapatkan update berita terbaru dari Tabloid Jubi.

Trending

Terkini

JUBI TV

Rekomendasi

Follow Us