Donald Trump bela pelaku penembakan kerusuhan Kenosha

Papua
Ilustrasi Trump, pixabay.com

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jakarta, Jubi – Presiden Donald Trump membela Kyle Rittenhouse, pria berusia 17 tahun, yang menembak dua orang di saat rasa tragedi Kenosha, Wisconsin. Menurut Donald Trump, Kyle Rittenhouse terpaksa menembak kedua korbannya untuk membela diri agar bukan ia yang mati.

Read More

“Dia mencoba untuk kabur dari mereka. Kemudian ia jatuh dan diserang habis-habisan. Saya rasa dia berada dalam masalah besar dan mungkin malah dia yang terancam nyawanya,” ujar Donald Trump Senin. (31/8/ 2020) kemarin.

Baca juga : Korban penembakan polisi AS terancam lumpuh selamanya 

Trump disebut pemicu kebencian dan menimbulkan bentrok di Portland 

Penembakan terjadi saat Venezuela rusuh akibat krisis bahan pokok

Tercatat kerusuh an di Kenosha dipicu peristiwa penembakan Jacob Blake oleh polisi  pada (23/8/2020). Pria tersebut ditembak tujuh kali di hadapan anak-anaknya dan terancam lumpuh selamanya.

Aksi unjuk rasa itu berujung rusuh. Kyle Rittenhouse, yang hadir di kerusuhan tersebut, menembak tiga orang dengan senapan laras panjangnya, dua di antara targetnya tewas di tempat.

Karena sudah berusia 17 tahun, Kyle dimasukkan dalam kategori dewasa oleh aparat penegak hukum. Ia dijerat dengan dua pasal pembunuhan dan satu pasal percobaan pembunuhan. Hukumannya berupa penjara. Walau begitu, tim kuasa hukum berkeyakinan Kyle hanya membela diri kala itu.

Sedangkan Donald Trump berharap tidak ada lagi kerusuhan menjelang Pilpres Amerika yang akan digelar November nanti. Namun, ia tidak mengecam aksi kekerasan yang ada dan malah menuduh kelompok saya kiri sebagai anarkis dan pembuat rusuh.

“Kekerasan di Amerika akan meningkat jika Joe Biden yang menang karena dia menurut pada mentalitas gerombolan sayap kiri. Di Amerika, kita menjunjung demokrasi, bukan keinginan gerombolan,” ujar Donald Trump menegaskan.

Sementara itu Capres Joe Biden menganggapnya pernytaan donald Trump hanya bersilat lidah. Di balik kata-katanya, kata Joe Biden, jelas terlihat Donald Trump mendukung kekerasan.

Donald Trump telah menunjukkan bahwa dia tidak mengecam kekerasan. Ia bahkan tidak menertibkan supporternya yang melakukan pembunuhan. Dia terlalu lemah dan pengecut atas kebencian yang ia ciptakan sendiri,” ujar Joe Biden. (*)

Editor : Edi Faisol

Related posts

Leave a Reply