Dikira bangkai binatang ternyata tanaman langka

Tanaman langka yang ditemukan warga di Sentani - Jubi/Engel Wally
Tanaman langka yang ditemukan warga di Sentani – Jubi/Engel Wally

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Warga di jalan Ifar Gunung Distrik Sentani, Selasa (15/10/2019) siang, dikagetkan dengan kehadiran sebuah tanaman langka yang tumbuh liar di sekitar halaman rumah warga.

Read More

Guntur, orang pertama yang mengetahui keberadaan tanaman itu, mengatakan dirinya pada Selasa siang sekitar pukul 14.30 WIT, ketika sedang duduk santai di para-para dekat rumahnya, ada aroma tak sedap singgah di indera penciumannya. Sumbernya dari sesuatu yang menyurpai bangkai binatang.

“Karena semakin menyegat, saya mulai keliling halaman rumah untuk memastikan asal bau bangkai tersebut. Ternyata ketika melihat pertama kali tanaman ini, saya langsung ketakutan karena di atas bunga tersebut banyak sekali lalat biru yang hinggap. Saya lalu memberikan kabar kepada orang di rumah untuk bersama-sama melihat tanaman ini, yang akhirnya tersebar hingga pada hari keempat ini,” ujar Guntur, saat ditemui di sekitar tempat tumbuhnya bunga tersebut, Jumat (18/10/2019).

Dikatakan, dirinya tidak menyangka ada tanaman berbentuk bunga dengan kelopak pada pucuk yang besar serta aromanya tak sedap yang sangat menyengat hidung, walaupun berdiri pada jarak 20-30 meter dari tanaman tersebut.

“Sudah empat hari ini setelah kabar tersiar, banyak orang yang datang mengabadikan gambar dari tanaman ini. Secara pribadi saya juga belum tahu apa nama tanaman ini, hanya dengar sebutan bunga bangkai saja,” ungkapnya.

Sementara itu, Dolfinus Yoku, yang rumahnya juga dekat dengan tanaman ini mengaku sehari setelah tanaman yang mirip dengan bunga bangkai ini ditemukan, malam harinya, anjing piaraannya melolong di sekitar bunga tersebut.

“Ada yang bilang bunga ini ada penunggunya. Saya sendiri takut untuk melihat pada malam hari. Padahal kita juga ingin menjaganya pada malam hari,” jelasnya.

Dolfis juga mengatakan tanaman langka ini baru pertama ditemukan dan tumbuh di sekitar rumahnya sehingga tidak akan diberikan kepada pihak manapun. Apabila ada tawaran untuk dibeli atau dipindahkan dalam rangka pengembangan lebih lanjut dari tanaman ini sendiri.

“Kemarin ada yang mengatakan untuk dibeli, tapi saya bilang tidak bisa. Karena ini baru pertama kali tumbuh di sini, kita juga belum bisa memastikan ke depannya seperti apa,” katanya.

Dikutip dari laman Kompas.com, bunga Rafflesia merupakan golongan tumbuhan parasit dari marga Rafflesiaceae.

Tumbuhan ini hidup menyerap nutrisi tanaman induk atau inangnya, yakni Tetrastigma, sejenis tumbuhan pemanjat dari keluarga anggur-angguran.

Sedangkan Amorpophallus atau bunga bangkai berasal dari keluarga talas-talasan.

Bunga bangkai atau Amorphophallus dapat tumbuh melalui biji bunga dan juga umbi. Namun, jika dari biji, tanaman tersebut perlu puluhan tahun untuk tumbuh dan berbunga.

Jika dari umbi, tanaman tersebut akan tumbuh lebih cepat tergantung usia dari umbi yang ditemukan di hutan.

“Rafflesia bunga yang sangat selektif. Ia tidak akan tumbuh selain di pohon tetrastigma, sejenis anggur hutan. Itu pun tidak bisa di semua jenis pohon tersebut. Hanya pada waktu yang tepat dan nutrisi yang pas, baru raflesia akan tumbuh. Belum tentu juga mekar, tergantung cuaca, tanah, dan banyak lagi,” kata Sofi Mursidawati, peneliti LIPI khusus bunga raflesia kepada KompasTravel. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply