Diduga sebar kabar bohong soal penembakan di Intan Jaya , Polda Papua tangkap MD

Tangkapan layar unggahan MD di akun media sosial - dok. Polres Nabire.
status di akun MD – Jubi/Dok humas Polres Nabire.

 

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Read More

Nabire, Jubi – Kapolres Nabire, AKBP Sonny M. Nugroho T, SIK membenarkan adanya penangkapan terhadap pemilik akun bernama Mel Pkn alias MD yang berdomisili di Kabupaten Nabire. MD, diringkus pada Kamis (30/01/20) oleh oleh tim patroli siber subdit V Ditreskrimsus
Polda Papua.

“Benar, dilakukan penangkapan terhadap pemilik akun Mel Pkn alias MD (27), seorang mahasiswa,” ujar Sonny dikutip jubi dari rilis Humas Polres Nabire. Jumat Malam (31/1/2020).

MD diciduk karena dituding  menyebar berita bohong alias hoax. Ia memposting dokumen elektronik berupa foto dan tulisan yang dinilai bermuatan ujaran kebencian/SARA. Dan berdasarkan informasi dari masyarakat, pelaku berada di Kabupaten Nabire.

Tim, Kata Kapolres Sonny, melakukan patroli dan pemantauan di media sosial dan menemukan akun tersebut. Dari hasil pantauan oleh Patroli Siber Subdit V Ditreskrimsus Polda Papua, sebanyak 5 personel Ditreskrimsus berangkat ke Kabupaten Nabire untuk melakukan penangkapan terhadap pemilik akun MD, sesuai dengan Laporan Polisi Nomor : LP/28/I/RES.2.5/2020/SPKT/Polda Papua tanggal 26 Januari 2020.

“Setelah dilakukan penangkapan tersangka mengakui perbuatannya memposting berita hoax melaui akun FB milik tersangka dengan menggunakan sarana HP yang dimilikinya,” Kata Kapolres Sonny.

Lanjutnya, barang bukti yang diamankan berupa 1 bundel screenshot dan satu buah handhone android. Kemudian, pasal yang dilanggar yakni, Pasal 45A Ayat (2) jo Pasal 28 Ayat (2) UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan transaksi
elektronik dengan ancaman pidana kurang lebih 6 tahun.

“Tersangka saat ini sudah dibawa ke Polda Papua guna pemeriksaan yang lebih intensif oleh subdit siber Polda Papua,” ujarnya.

Suara Papua diretas

Pemilik akun facebook Mel Pkn dituduh melakukan pencemaran nama baik pada tanggal 26 Januari 2020, yaitu dengan cara membuat tulisan pada foto Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Paulus Waterpauw yang berbunyi “Kapolda Papua Waterpauw, Segera Bertanggung Jawab atas Penyebaran hoax Tentang Papua Intan Jaya.

Berikut postingan lengkapnya :

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw Telah Meyebarkan BERITA HOAX kepada beberapa media Nasional mengungkapkan bahwa dua orang tewas di intanjaya papua adalah TPNPB. Ini adalah hoax karena tidak sesuai degan berita di lapagan.

“Waterpauw mengatakan dua orang tewas dalam kontak tembak tersebut dan keduanya merupakan anggota KKB.

Kepada pihak tni porli jagan memutar balik fakta yang terjadi di papua intan jaya karena yang bebenar benar terjadi di lapangan adalah warga sipil yang di tembak oleh pihak aparat karena susah mendapatkan TPNPB.

Waterpauw juga berhati hati meyebarkan hoax tersebut seperti di sampaikan dalam media detik.news.com tersebut. “tni menewaskan dua anggota KKB,” ujarnya seperti dikutip dari detik.news.com.

Warga Kampung Wandoga Mengungsi. Mengatakan telah polda papua meyebarkan hoax dan semua yang di samapikan tidak sesuai peristiwa yang terjadi di intan jaya.

Karena setelah terjadi penembakan, peristiwa tersebut warga Kampung Wandoga yang berada di Ibu Kota Kab. Intan Jaya diminta untuk mengungsi dari rumah.

Selengkapnya baca:
https://suarapapua.com/…/aparat-tembak-mati-satu-orang-dan…/

https://suarapapua.com/…/seorang-anak-berusia-delapan-tahu…/

Jubi telah berusaha mengakses dua link berita itu, namun tak berhasil. Pemimpin redaksi Suarapapua.com. Arnold Belau mengatakan situs mereka mulai diserang peretas pada 26 Januari 2020, tak lama setelah pihaknya menurunkan berita penembakan di Intan Jaya. kini situs suarapapua.com lumpuh total. Tak bisa diakses.

Dalam pemberitaan itu, kata Arnold, Suarapapua.com mengkonfirmasi data berbeda dari apa yang diumumkan polisi. Versi polisi menyatakan ada dua orang yang disebut sebagai “Kelompok Kriminal Bersenjata/ KKB) tertembak mati pada kontak senjata di Kabupaten Intan Jaya, Minggu, 26 Januari 2020.

Sedangkan versi lain yang diperoleh SuaraPapua, disebutkan satu orang tewas tertembak. Dua warga lainnya terluka pada kontak tembak itu.

Korban tewas berdasarkan penelusuran Suarapapua, merupakan seorang pria yang berprofesi sebagai tukang ojek, sekaligus menjabat sebagai sekretaris kampung Selemana, Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.

“Pada hari pertama memberitakan peristiwa itu, traffic situs kami jadi cukup tinggi, menjangkau sekitar 70 ribu pembaca, sepanjang Januari lalu, situs kami diretas sekitar 200 kali, hingga akhirnya lumpuh total, tak bisa diakses selama beberapa hari ini,” kata dia kepada Jubi melalui sambungan telepon, Sabtu, 1 Februari 2020.

Komnas HAM perlu turun tangan

Sebelumnya, Dewan Adat Papua versi Kongres Besar Masyarakat Adat Papua III meminta Komnas HAM RI menurunkan tim ke Kabupaten Intan Jaya untuk menginvestigasi pertikaian antara aparat keamanan dan kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di wilayah itu dalam beberapa waktu terakhir.

Sekretaris II Dewan Adat Papua versi Kongres Besar Masyarakat Adat Papua III, John NR Gobai mengatakan baku tembak antara aparat keamanan dan OPM kembali terjadi di Intan Jaya, Minggu (26/1/2020).

Aparat keamanan menyebut dua anggota OPM tertembak dalam kontak senjata itu. Akan tetapi ada informasi lain yang menyatakan ada tiga warga sipil menjadi korban dalam insiden itu.

“Informasinya dua orang dewasa, salah satunya berprofesi sebagai tukang ojek tertembak juga satu anak kecil berusia delapan tahun. Mereka tertembak di luar arena pertempuran. Informasi lain menyebut ada aparat keamanan juga tertembak saat kontak senjata,” kata John Gobai kepada Jubi melalui telepon selulernya, Senin (27/1/2020).

Untuk itu menurut Gobai, Komnas HAM RI mesti segera menurunkan tim ke Intan Jaya mengklarifikasi kebenaran berbagai informasi yang berkembang di masyarakat selama ini terkait situasi di kabupaten tersebut.

“Sejak awal kami sudah minta pasukan keamanan segera ditarik agar kontak senjata tidak mengakibatkan masyarakat sipil menjadi korban,” ujarnya.

Selain itu kata Gobai, melihat situasi beberapa daerah di Papua dalam beberapa waktu terakhir misalnya di Nduga dan Intan Jaya, para pengambil kebijakan di Bumi Cenderawasih mesti bersikap. (*)

Editor: Syam Terrajana

 

Related posts

Leave a Reply