Di Pasar Pharaa Sentani, sayur iris diminati pembeli

Penjual sayur iris di Pasar Pharaa Sentani – Jubi/Yance Wenda
Mama Mince Sem saat melayani pembeli – Jubi/Yance Wenda

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Sentani, Jubi – Mince Sem (43), perempuan asal Genyem, yang sudah empat tahun menekuni usaha sayur iris di Pasar Pharaa Sentani, menuturkan cukup banyak peminat sayur iris di pasar tersebut. Dalam sehari dia bisa menjual 8-10 kilogram sayur labu iris.

Read More

“Saya jualan sayur iris ini sudah empat tahun, waktu belum pindah di gedung baru ini satu tahun dan di gedung baru ini  tiga tahun,” jelas ibu dua anak ini kepada Jubi di Pasar Pharaa Sentani, akhir pekan ini.

Mince mengatakan sayur yang ia iris lalu dijual adalah sayur hasil petani dari Genyem.

“Mama beli sayur ini dari mama-mama di Genyem dan mama datang jual. Mama belinya itu sekali langsung beli di karung 50 kilo, isinya hanya buah sayur labu siam saja, harga beli Rp200 ribu per karung,” jelasnya.

Sayur labu iris dia jual ditambah sedikit kacang panjang dan wortel yang juga diiris agar terlihat cantik. Selain itu juga ada irisan jantung pisang yang ditambah dengan irisan daun pepaya.

“Satu tumpuk itu mama jual dengan harga Rp10 ribu saja. Jadi dalam sehari berapa banyak yang mama bisa iris, itu tergantung jumlah pembeli saja. Satu karung isi 50 kilo ini habis satu pekan atau kadang kurang dari satu pekan,” jelas Mince.

Kata ibu dua anak ini, dalam sehari berjualan ia bisa mendapatkan uang Rp500 ribu.

“Hasil jualan ini mama putar lagi di arisan, selain itu pake biaya sekolah anak dan juga untuk bangun rumah,” jelasnya.

Dika Murib,seorang pelanggan sayur iris Mince, mengatakan ia lebih memilih sayur iris daripada sayur yang masih utuh dan belum dipotong.

“Kalau ada acara itu lebih baik ambil sayur jadi saja itu yang pas daripada beli sayur yang belum potong, nanti sampai rumah cape lagi,” kata Dika.

Menurutnya, ketika acara duka atau acara-acara lain itu tentu akan membutuhkan waktu sangat cepat untuk menyediakan makanan.

“Bukan soal malas potong tapi agar bagaimana mengurangi kesibukan dalam menyiapkan makanan,” katanya. (*)

Editor: Dewi Wulandari

Related posts

Leave a Reply