Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Polemik soal status John Banua Rouw yang diragukan keabsahannya sebagai orang asli Papua oleh sejumlah pihak, akhirnya dijawab oleh Dewan Adat Kepulauan Yapen, dewan adat suku 3W (Wonda, Wondei, Wonawa) Yapen Barat dan dewan adat suku Yawa Onate.
Ketua dewan adat Yapen, Onesimus Wayoi pun membeberkan silsilah dari John Banua Rouw yang memiliki garis keturunan atau marga Rouw dari sang nenek. Penegasan tersebut sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap John Banua Rouw untuk memimpin kursi Ketua DPR Papua periode 2019-2024.
“Status Jhon Rouw itu bukan diadopsi atau dikukuhkan tetapi ini diakui berdasarkan garis silsilah,” kata Wayoi kepada Jubi, Minggu (27/10/2019) malam di Jayapura.
Kata Wayoi, pada saat pengukuhan yang dilakukan oleh suku 3W, dirinya selaku Ketua Dewan Adat Yapen, meminta kepada suku 3W untuk menelusuri silsilah keturunan Jhon Banua.
“Saya sendiri hadir saat pengakuan itu dan bukan pengukuhan sebagai putra adat dari garis silsilah keluarga besar Rouw. Sehingga bagi saya ini sudah final dan tidak diragukan lagi,” ujarnya.
Dikatakan Wayoi, tatanan adat Yapen memiliki filosofi yang menganut paham Maniwowi yang berarti persahabatan atau kekerabatan. Sehingga menurutnya sudah sepatutnya untuk saling menghormati dan menghargai komunitas masyarakat lain yang hidup di atas tanah Papua.
“Untuk menetapkan status komunitas masyarakat yang ada di pulau Yapen itu ada 5 kategori, yang pertama bapa mama asli Papua, yang kedua bapa papua mama non papua dan itu diakui dari garis patrilineal, dan mama papua bapa non papua, kemudian yang nenek papua atau tete (kakek) Papua itu sama dengan statusnya Jhon Rouw, serta mereka yang sudah datang mengabdi dan berkarya di tanah adat Yapen selama bertahun-tahun. Dan kami sudah putuskan ini lewat konfrensi dewan adat Yapen tahun 2017,” katanya.
Ketua dewan adat suku 3W Yapen Barat, Frits Bernard Bisai menegaskan hal ini. Ia juga merupakan saksi langsung terkait keturunan atau silsilah John Banua Rouw. Dengan tegas ia membantah jika pengakuan status John ini ada embel-embel lain.
“Saya tahu persis karena pada tahun 1959-1960 itu saya ada di Woi dan saya makan minum hidup dengan tete neneknya John ini. Kami punya hubungan darah dan menurut saya sebagai ketua adat tidak mungkin keliru karena kami tahu adat. (*)
Editor : Edho Sinaga