Demonstran dipukuli polisi di halaman Fakultas Teknik Uncen

suasana saat polisi menghalau mahasiswa demo tolak daerah otonom baru di kampus Uncen, Selasa, 8 Maret 2022. Jubi/Hengky Yeimo

Papua No. 1 News Portal | Jubi

Jayapura, Jubi – Koordinator Lapangan aksi demostrasi damai di Kampus Uncen atas, Kiri Keroman mengatakan, polisi menghadang aksi di tanjakan Uncen. Sempat terjadi adu mulut dan saat itu polisi sempat merampas baliho, megaphone milik massa aksi. Aparat mengusir massa aksi di depan gapura Uncen.

“Aparat kepolisian dan TNI sampai ke fakultas teknik lalu massa aksi dipukul. Temasuk saya. Bibir saya bengkak. Tidak hanya saya, sebagian massa aksi juga dapat pukul bahkan ada yang sampai merayap,” katanya kepada Jubi, saat ditemui di tempat aksi di Ekspo Waena, (8/3/2022).

Read More

Keroman mengatakan, sebelumnya mereka sempat beradu mulut untuk tetap melakukan aksi di depan Gapura Uncen Waena.

“Aparat mengusir kami dan membawa kami sampai di halaman kampus Uncen Teknik Sipil lalu mereka memukul kami di situ,” katanya.

Keroman mengatakan, puluhan massa aksi yang hendak melakukan longmarch, dari kampus teknik, kampus ekonomi dan kampus FISIP dihadang pihak kepolisian di tanjakan naik kampus Uncen Waena.

“Padahal aspirasi kami damai. Aksi ini serentak seluruh mahasiswa Papua di Kota Jayapura ini, kami mengusung penolakan daerah Otonom Baru di Tanah Papua,” katanya.

Keroman mengatakan, sejak pukul 08.08 WIT mereka melakukan aksi. Namun pihak kepoolisian sudah menghadang massa di depan gapura Uncen.

“Sehingga massa dari uncen tidak bisa bergerak ke kantor DPRP untuk menyerahkan aspirasi masyarakat Papua,” katanya.

Setelah mereka dihadang kemudian mereka gabung dengan massa aksi yang berada di depan RS Dian Harapan. “Kami gabung dengan mereka, berorasi hingga aksi selesai,” katanya.

Salah seorang orator pada aksi itu, Apniel Doo mengatakan tindakan polisi itu merupakan pembungkaman demokrasi terhadap mahasiswa Papua.

“Kami sesalkan tindakan mereka yang tidak membuka ruang demokrasi bagi kami mahasiswa. Padahal kami sudah ikut semua aturan yang berlaku di indonesia,” katanya.

Jubi sudah berusaha meminta konfirmasi polisi terkait hal ini. Pesan dan telepon lewat layanan WhatsApp yang dilayangkan ke Kapolres Kota Jayapura, AKBP Gustaf Urbinas tidak mendapat respons . (*)

Editor: Syam Terrajana

Related posts

Leave a Reply