Papua No. 1 News Portal | Jubi
Jayapura, Jubi – Atlet para renang National Paralympic Committee (NPC) Papua, De Jhon Waromi, tampil impresif di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI, hingga hari kedua perlombaan di venue Akuatik, Kampung Harapan, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (10/11/21).
De Jhon sudah menyumbangkan dua medali emas bagi kontingen NPC Papua dari nomor 100 meter gaya bebas putra kelas S11 – S12 dengan catatan waktu 1:09.51 detik. Di hari kedua, De Jhon meraih medali emas dari 50 meter gaya punggung putra kelas S12 dengan catatan waktu 34.62 detik, sekaligus catatan waktunya itu memecahkan rekor nasional, mengalahkan rekor milik Jefri Marani dengan 36.39 detik yang dibuat pada Peparnas XV di Bandung, Jawa Barat tahun 2016.
Atlet para renang kelahiran Serui, tanggal 18 Maret 2007 itu lantas tak berpuas diri dengan pencapaiannya. Ia mengungkapkan, hasil yang ia dapatkan di dua hari perlombaan itu tak terlepas dari kerja keras selama latihan.
“Saya sangat senang dan berterima kasih kepada Tuhan karena dari dua pertandingan kemarin saya bisa dapat medali emas. Ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya dan pelatih serta teman-teman,” kata De Jhon kepada awak media Jubi.
“Saya bisa mendapatkan medali emas dengan banyak berdoa, apa yang diarahkan oleh pelatih bisa diikuti dengan baik dan rajin latihan tidak malas-malasan,” imbuhnya.
De Jhon menceritakan, ia sebenarnya sempat tidak mau diajak bergabung menjadi atlet di NPC Papua. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari orang tuanya, ia pun akhirnya menerima tawaran yang datang dari Johan Karubaba, pelatih renang NPC Papua.
Ia bergabung dengan NPC Papua sejak tahun 2017. Prestasi yang ia tuai pun tak bisa dipandang remeh. Ia langsung turun di Pekan Paralimpiade Pelajar Nasional (Pepapernas) tahun 2017 dan berhasil membawa pulang satu medali emas, satu perak dan satu perunggu. Lalu di Pepapernas 2019, De Jhon kembali meraih satu medali emas dan dua medali perak.
“Saya waktu itu pertama bergabung dari tahun 2017, diajak oleh pelatih Johan karubaba. Awalnya saya diajak saya tidak mau. Tapi orang tua bilang nanti ke depannya masa depan saya akan berubah, akhirnya saya ikut. Di Pepapernas 2017 prestasi yang saya dapat satu emas, satu perak dan satu perunggu. Di Pepapernas tahun 2019 saya dapat dua perak dan satu emas,” ujar De Jhon.
Atlet yang mengalami masalah pada penglihatannya akibat kecelakaan sejak usia 5 tahun itu berharap bisa menembus Pelatnas.
“Saya belum pernah masuk Pelatnas dan saya berharap kalau bisa dapat medali emas di nomor perlombaan besok, saya bisa dipanggil ke Pelatnas,” tuturnya.
De Jhon masih berpeluang besar mencetak hattrick medali emas di Peparnas XVI ini, karena dia masih akan turun di satu nomor lagi yakni 50 meter gaya dada putra.
Baca juga: Papua panen emas lagi di Para Renang Peparnas XVI
Ketua NPC Papua, H. Jaya Kusuma, mengapresiasi atlet mudanya itu yang berhasil meraih dua emas dan memecahkan satu rekor. Ia menyebut, akan ada bonus bagi peraih medali emas dan pencetak rekor.
“Ini memang luar biasa, dia masih muda dan kita berharap dia bisa dipanggil ke Pelatnas, dan kita yakin dia pasti masuk Pelatnas. Untuk pemecahan rekor kita siapkan bonus khusus sama dengan peraih medali emas kita kasih Rp5 juta untuk perorangan,” kata Jaya Kusuma. (*)
Editor: Dewi Wulandari