Papua No. 1 News Portal | Jubi
Sentani, Jubi- Helatan Pekan Olahraga Nasional (PON XX) Papua 2021, diharapkan dapat menguntungkan masyarakat. Terutama mereka yang menjual kerajinan tangan dan makanan lokal.
Namun antuasiasme dan daya beli rombongan tamu dari luar daerah dirasa mulai berkurang. Hal itu dirasakan, Erce Okoka. Perempuan asal Sentani Timur berjualan aneka pangan lokal, sejak pembukaan PON, awal Oktober lalu. Namun seiring waktu, lapak jualannya mulai sepi. Erce berjualan di tenda yang disiapkan oleh dinas terkait.
“Pas waktu pembukaan itu ramai pengunjung yang datang,tapi setelah itu sudah tidak ada lagi pengunjung yang ramai, ramai paling di hari pendek Sabtu dan Minggu saja dan itu di sore hari saja,” kata Erce kepada Jubi, baru-baru ini.
Erce sudah mulai berjualan di Kalkhote Sentani Timur. “Dari waktu pembukaan itu saya sudah berjualan, saya jual Papeda bungkus, pisang rebus dan pinang, dengan harga Rp30 ribu hingga rp.50ribu,” katanya.
Kini pengunjung dan pembeli tak lagi ramai seperti sebelumnya. “Karena pegunjung sedikit jadi pendapatan juga menurun, di awal itu saya bisa dapat 700 ribu rupiah, tapi sekarang ini saya cuman sehari itu dapat 300-400 ribu saja, kadang sisa jualan masih ada,” ujarnya.
“Yang datang beli itu hanya mereka yang dari Jayapura. Kalau yang dari luar Papua itu belum ada yang datang berkunjung ke stand pangan lokal ini,”imbuhnya.
Dia berharap instansi pemerintah untuk membantu mempromosikan pangan lokal dan hasil kerajinan tangan mama-mama Papua.
“Harus ada promosi ke setiap atlet yang datang, bilang di Kalkhote ada tempat makan pangan lokal, dan juga tempat lain ada jual suvenir, dengan begitu ketika pengunjung datang kita juga rasakan dampak dari PON itu sendiri,” ujarnya.
Penjual lainnya, Mama Nelche juga berharap hal serupa. “Coba-coba tamu itu mereka diarahkan ke setiap stand, soal beli atau tidak tidak jadi masalah, yang penting mereka bisa tahu seperti apa pernak-pernik dan kuliner asli Papua,” ucap perempuan yang menjual aneka makanan dan minuman serta pinang itu. (*)
Editor: Syam Terrajana