Dandim Jayawijaya: sekolah darurat Nduga bisa dimanfaatkan pihak tertentu

Dandim Jayawijaya: sekolah darurat Nduga bisa dimanfaatkan pihak tertentu
Anak-anak sekolah asal Nduga yang belajar di sekolah darurat yang dibangun di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma, Ilekma, Jayawijaya-Jubi/Islami

Wamena, Jubi – Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto menyatakan khawatir dengan adanya sekolah darurat yang dibangun untuk para anak sekolah di halaman Gereja Kingmi, jemaat Weneroma di Ilekma, Jayawijaya. Dia mengklaim hal   itu dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

“Nantinya bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang mempolitisir untuk mengambil keuntungan dan sengaja mencari perhatian dari khalayak ramai, baik dalam maupun luar negeri dan akhirnya berdampak pada isu dan persepsi yang tidak baik,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (16/2/2019).

Read More

Menurut dia, sekolah darurat itu terkesan menjadi sekolah tertutup, karena siapa pun tidak diperbolehkan memasuki area sekolah termasuk anggota TNI-Polri. Padahal menurutnya Jayawijaya merupakan daerah aman dan sudah memiliki sarana prasarana sekolah yang memadai.

“Tidak seharusnya ada sekolah darurat yang justru memperlihatkan ketidakmampuan kabupaten Jayawijaya sebagai kabupaten induk Pegunungan Tengah dalam mengurus para pelajar yang datang,” ujarnya.

Untuk itu, pada Jumat (15/2/2019) Kodim mengumpulkan Dinas Pendidikan Kabupaten Nduga dan Jayawijaya. Dia menklaim para pihak sudah bersepakat bahwa anak-anak sekolah nantinya akan di tempatkan di SD YPPGI, SMP YPGGI dan SMA YPGGI Anigou, kampung Ilekma, Jayawijaya dengan pertimbangan bahwa sanak saudara mereka banyak yang tinggal di daerah itu.

Bupati Jayawijaya, Jhon R Banua sebelumnya telah mempersilahkan pemerintah kabupaten Nduga membangun sekolah darurat di halaman gereja yang masuk di wilayah Jayawijaya.
“Tanggal 12 Februari 2019 saya baru mendapat surat resmi dari Sekda Nduga, utnuk meminta ijin membuka sekolah di halaman gereja Jemaat Weneroma di Ilekma untuk proses belajar mengajar,” kata Banua.

“Kami mempersilahkan dibangun sekolah itu, karena anak-anak ini kan harus mengikuti ujian sebentar lagi,” katanya lagi.

Tim relawan pengungsi Nduga, Ence Geong mengatakan sejak dibukanya sekolah darurat di Ilekma, sering kali aparat baik TNI dan Polri mencoba masuk ke halaman gereja, akibatnya membuat anak-anak yang bersekolah menjadi ketakutan.

Sudah berapa kali mereka datang dengan seragam lengkap lagi, itu membuat anak-anak lari ketakutan ketika melihat mereka, kata Ence. (*)

Editor: Syam Terrajana

 

Related posts

Leave a Reply